Serangan udara dan artileri yang terus dilancarkan Israel di Jalur Gaza sejak Selasa (21/5/2025) dini hari telah menewaskan sedikitnya 60 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak. Serangan menyasar rumah-rumah, tenda-tenda pengungsian, serta sekolah yang menjadi tempat berlindung bagi warga sipil yang mengungsi.
Kantor berita resmi Palestina, WAFA, melaporkan bahwa sebagian besar serangan mematikan terjadi di wilayah tengah Gaza. Sebanyak 12 orang dari satu keluarga dilaporkan tewas dalam serangan udara yang menghantam rumah keluarga Abu Samra di Kota Deir al-Balah.
Di kamp pengungsi Nuseirat bagian barat, serangan udara lain menewaskan sedikitnya 15 orang.
Sementara itu, Radio Al-Aqsa melaporkan bahwa sembilan orang tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam sebuah rumah di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara. Beberapa orang lainnya masih dinyatakan hilang dan diduga tertimbun di bawah reruntuhan.
Korban juga dilaporkan jatuh akibat serangan udara dan tembakan artileri di wilayah Kota Gaza dan Khan Younis di bagian selatan Jalur Gaza, menurut laporan lembaga penyiaran Palestina.
Pada Minggu lalu, militer Israel mengumumkan dimulainya operasi darat skala besar di sejumlah wilayah di Gaza. Operasi ini menjadi bagian dari serangan militer yang telah berlangsung sejak Oktober 2023, yang sejauh ini telah menewaskan hampir 53.500 warga Palestina, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak.
November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas agresinya di wilayah tersebut.