Thursday, February 27, 2025
HomeBeritaMantan sandera Israel: Hamas selamatkan saya dari serangan Israel

Mantan sandera Israel: Hamas selamatkan saya dari serangan Israel

Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB hari ini, mantan tahanan Noa Argamani berbagi kisah tentang serangan udara Israel yang menewaskan tahanan Israel, Yossi Sharabi, dan hampir merenggut nyawanya.

Ia mengingat malam ketika serangan Israel menghancurkan rumah tempat ia, Yossi Sharabi, dan Itay Svirsky ditahan. “Rumah itu meledak,” ujarnya. “Itay berhasil bangun, tapi Yossi dan saya terperangkap di bawah reruntuhan,” tambahnya.

“Saya tidak bisa bergerak. Saya tidak bisa bernapas. Saya pikir ini adalah saat terakhir saya. Saya berteriak sekeras mungkin agar seseorang mendengar saya. Saya mendengar Yossi juga berteriak. Tapi setelah beberapa detik, dia terdiam,” tambahnya.

Argamani mengatakan bahwa pejuang Hamas menariknya dari reruntuhan. “Saya mencoba membantu Yossi, tapi sudah terlambat.”

Namun, ia mengklaim bahwa hanya dirinya yang berusaha menyelamatkan Yossi, yang menimbulkan keraguan tentang kredibilitas pernyataannya, terutama karena pejuang tersebut baru saja menyelamatkannya, sehingga tidak mungkin mereka meninggalkan Yossi begitu saja.

Argamani menghindari menyebutkan peran pejuang dalam penyelamatan tersebut, berbicara dalam kalimat pasif tentang tindakan mereka dan serangan udara Israel yang menghancurkan rumah tersebut.

Ia melanjutkan ia dan Itay Svirsky “harus mencari tempat lain untuk bersembunyi,” dan para pejuang Hamas memindahkan mereka ke rumah lain.

Namun kemudian, ia mengklaim bahwa para pejuang membunuh Itay, meskipun sebelumnya ia menyatakan mereka sedang memindahkannya untuk keselamatan.

Argamani juga merujuk pada video yang dirilis oleh Hamas pada 15 Januari 2024.

Dalam rekaman tersebut, ia menggambarkan kejadian yang sama, namun mencakup detail penting yang tidak ia sebutkan dalam pidatonya di PBB.

Ia menyatakan bahwa pesawat tempur F-16 Israel menembakkan tiga rudal ke bangunan mereka. Dua di antaranya meledak, mengubur mereka di bawah reruntuhan.

Dalam video tersebut, ia mengakui bahwa pejuang Hamas menyelamatkannya dan Itay, namun tidak dapat menyelamatkan Yossi. Ia juga menyatakan bahwa Itay kemudian tewas akibat serangan udara Israel saat mereka dievakuasi ke lokasi lain.

“Mereka memindahkan saya dan Itay ke tempat lain, dan selama proses pemindahan, Itay terkena serangan udara IDF. Dia tidak selamat. Saya tetap cedera kepala, kepala saya penuh serpihan, dan luka-luka di tubuh saya,” ujarnya.

Argamani mengatakan bahwa ia terluka, dengan serpihan di kepalanya dan luka-luka di seluruh tubuhnya. Namun, dalam kesaksiannya di PBB, ia mengklaim bahwa ia tidak menerima perawatan medis, meskipun kemudian sembuh.

Pernyataannya di PBB menimbulkan pertanyaan tentang inkonsistensi antara kisah-kisahnya dan penghilangan detail penting dalam kesaksiannya sebelumnya.

Segera setelah dibebaskan, Argamani menyatakan bahwa ia tidak dipukuli oleh pejuang Hamas, namun memar akibat serangan udara Israel.

“Saya tidak bisa mengabaikan apa yang terjadi di media dalam 24 jam terakhir. Beberapa hal dipahami salah,” ujarnya, merujuk pada laporan media Israel yang mengklaim ia mengatakan dipukuli di seluruh tubuh selama penahanannya.

“Saya tidak dipukuli, dan rambut saya tidak dipotong. Saya berada di sebuah bangunan yang dibom oleh Angkatan Udara [Israel]. Kutipan yang akurat adalah: ‘Akhir pekan lalu, setelah tembakan itu, seperti yang saya katakan, saya memiliki luka di kepala dan luka di seluruh tubuh saya.'”

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular