Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, mengatakan pada Ahad bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas di Gaza telah menimbulkan “ongkos mahal” bagi Israel.
Dalam konferensi pers di Yerusalem, Sa’ar menegaskan bahwa kekuasaan Hamas di Gaza merupakan ancaman besar bagi keamanan Israel dan rakyat Palestina.
“Tidak akan ada perdamaian, stabilitas, dan keamanan jika Hamas tetap berkuasa di Gaza,” ujar Sa’ar lansir Anadolu.
Kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan itu mulai berlaku pada pukul 11.15 waktu setempat (09.15 GMT) setelah tertunda beberapa jam. Penundaan ini terkait tuduhan Israel bahwa Hamas menunda pengumuman daftar sandera yang akan dibebaskan. Sebelumnya, gencatan senjata dijadwalkan dimulai pada pukul 08.30 waktu setempat.
“Israel tetap berkomitmen untuk mencapai tujuannya dalam perang Gaza, termasuk mengembalikan sandera dan membongkar Hamas,” lanjut Sa’ar.
Meskipun Israel belum berhasil menghapuskan Hamas sepenuhnya, Sa’ar mengklaim mereka telah berhasil melemahkan kelompok tersebut.
“Gencatan senjata ini sementara, dan perjanjian damai permanen baru akan dibahas setelah hari ke-16,” tambahnya.
Sa’ar juga memperingatkan bahwa jika kesepakatan yang “memuaskan” tidak tercapai, termasuk penghilangan Hamas dan kembalinya semua sandera Israel, Israel akan melanjutkan perang di Gaza.