Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, pada Rabu (4/6/2025) menegaskan komitmen pemerintahnya untuk terus mendukung Israel, termasuk melalui pengiriman senjata. Pernyataan tersebut disampaikan menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, ke Berlin.
“Jerman akan terus mendukung negara Israel, termasuk melalui pengiriman senjata,” ujar Wadephul dalam sesi tanya jawab di parlemen Jerman, Bundestag.
Menanggapi pertanyaan dari Partai Hijau yang duduk di barisan oposisi, Wadephul menyatakan bahwa koalisi pemerintahan tetap bersatu dalam mendukung Israel. Ia menambahkan bahwa kebijakan Jerman tetap berpijak pada hukum kemanusiaan internasional, termasuk dalam urusan ekspor senjata.
Saat ditanya mengenai dampak dukungan ini terhadap kebijakan ekspor senjata Jerman, Wadephul merujuk pada Dewan Keamanan Federal yang bertugas membuat keputusan terkait ekspor persenjataan. Dewan ini bersidang secara tertutup.
Namun, kebijakan ini menuai perdebatan di dalam negeri. Menurut survei lembaga riset opini publik Insa yang dirilis Selasa (3/6/2025), mayoritas tipis warga Jerman, yakni 58 persen, mendukung penghentian sementara ekspor senjata ke Israel. Sebanyak 22 persen menolak penghentian, sementara 19 persen memilih tidak menjawab.
Perdebatan ini mencuat di tengah meningkatnya sorotan global terhadap aksi militer Israel di Jalur Gaza, yang oleh sebagian pemimpin dunia dinilai mengarah pada tindakan genosida terhadap warga Palestina.
Pemerintah Jerman menyatakan pada Senin (2/6/2025) bahwa sejak 7 Oktober 2023 hingga 13 Mei 2025, pihaknya telah menyetujui ekspor senjata ke Israel senilai 485,1 juta euro (sekitar Rp 8,7 triliun). Ekspor tersebut mencakup berbagai perlengkapan militer, termasuk sistem persenjataan, amunisi, perangkat radar dan komunikasi, serta suku cadang kendaraan lapis baja.
Pemerintah hanya memberikan informasi terbatas mengenai jenis peralatan yang diekspor, dengan alasan menjaga kerahasiaan kemampuan militer Israel, sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Federal.
Pekan lalu, Wadephul menyatakan bahwa Berlin tengah meninjau kembali kebijakan ekspor senjatanya ke Israel. Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Alexander Dobrindt tetap mendukung kelanjutan ekspor senjata dalam volume yang telah disepakati.
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan di Gaza, sedikitnya 54.470 warga Palestina telah meninggal akibat konflik yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Serangan militer terbaru Israel yang dimulai kembali pada 18 Maret 2025 disebut telah menewaskan 4.201 orang dan melukai hampir 12.652 lainnya, mematahkan kesepakatan gencatan senjata yang sempat tercapai pada Januari lalu.