Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan, menyerukan pembebasan para sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza. Ia juga menegaskan pentingnya pembentukan otoritas pemerintahan baru di Gaza yang tidak melibatkan kelompok Hamas, guna menciptakan stabilitas di wilayah tersebut.
“Yang pertama, kita harus membebaskan para sandera. Kita perlu ketenangan di Gaza, dan kita butuh otoritas yang bukan Hamas untuk mengendalikan Gaza,” ujarnya dalam wawancara dengan jaringan televisi Fox News.
Pernyataan itu disampaikan tak lama setelah Sheikh Abdullah menggelar pertemuan dengan Wakil Presiden Otoritas Palestina, Hussein Al-Sheikh, di Abu Dhabi. Pertemuan itu merupakan bagian dari kunjungan Al-Sheikh ke sejumlah negara Teluk, termasuk Arab Saudi dan Qatar.
Media UEA melaporkan, dalam pertemuan tersebut dibahas sejumlah isu mendesak di kawasan, khususnya memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza. Keduanya juga membahas penguatan upaya internasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil serta dukungan darurat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Selain itu, turut dibahas kemungkinan dibukanya kembali prospek politik guna menghidupkan kembali proses perdamaian.
Sementara itu, operasi militer Israel di Jalur Gaza terus mengalami eskalasi sejak Maret lalu. PBB memperingatkan risiko runtuhnya sistem layanan kesehatan di Gaza akibat serangan sistematis terhadap rumah sakit dan infrastruktur sipil, serta blokade yang melarang masuknya makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan sejak 2 Maret.