Mesir pada Selasa menyatakan bahwa serangan udara mematikan Israel di Jalur Gaza merupakan bagian dari upaya untuk “memaksa” penduduk Palestina di wilayah tersebut untuk mengungsi, lansir The New Arab.
Mesir, yang bersama Qatar dan Amerika Serikat ikut memediasi gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas yang mulai berlaku pada Januari lalu, mengecam serangan tersebut dan menyebutnya sebagai “pelanggaran mencolok” terhadap gencatan senjata.
Dalam percakapan antara Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Emir Kuwait Sheikh Meshal al-Ahmad al-Sabah, keduanya “mengutuk dan mengecam pelanjutan permusuhan oleh Israel”.
Pernyataan dari kantor Presiden Sisi menyebutkan bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari “upaya sengaja untuk menjadikan Jalur Gaza tidak dapat dihuni dan memaksa rakyat Palestina mengungsi.”
Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya mengusulkan rencana untuk memindahkan secara paksa populasi Gaza keluar dari wilayah Palestina, dengan saran agar Mesir atau Yordania menampung mereka.
Namun, kedua negara tersebut, bersama dengan negara-negara Arab lainnya, pemerintah dunia, dan rakyat Palestina sendiri, secara tegas menolak usulan tersebut dan mendukung rencana untuk membangun kembali Gaza tanpa memindahkan penduduk Palestina.
Bagi rakyat Palestina, pemindahan paksa mengingatkan mereka pada “Nakba” atau bencana, yaitu saat Palestina menghadapi pengusiran massal oleh milisi Zionis yang kemudian memicu pembentukan Israel pada tahun 1948.
Dalam pernyataan lain, Kementerian Luar Negeri Mesir menyebutkan serangan ini sebagai “eskalasi berbahaya yang mengancam stabilitas kawasan”.
Mesir juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk “bertindak segera untuk menghentikan agresi Israel terhadap Jalur Gaza agar tidak menyebabkan kawasan ini terjerumus ke dalam spiral kekerasan dan balasan kekerasan yang baru.”
Kementerian Luar Negeri Qatar juga mengecam serangan tersebut, memperingatkan bahwa “kebijakan eskalasi Israel pada akhirnya akan memicu ketegangan di kawasan dan merusak keamanan serta stabilitasnya.”
Yordania, yang berbatasan langsung dengan Israel, turut mengutuk serangan ini, yang menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, telah menewaskan lebih dari 400 orang.
“Kami telah mengikuti sejak semalam pemboman agresif dan barbar Israel terhadap Jalur Gaza,” ujar juru bicara pemerintah Yordania, Mohammed Momani, dengan menekankan “perlunya menghentikan agresi ini.”
Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, menyebut serangan ini sebagai “tindakan tidak manusiawi dan tantangan terhadap kehendak internasional yang mendukung gencatan senjata.”
“Para pemimpin pendudukan Israel sedang melancarkan pertempuran internal dengan mengorbankan darah anak-anak dan wanita di Gaza, serta mempertaruhkan nyawa sandera Israel di wilayah tersebut,” kata Gheit dalam pernyataannya.