Sunday, July 13, 2025
HomeBeritaMSF catat kasus malnutrisi tertinggi di Gaza

MSF catat kasus malnutrisi tertinggi di Gaza

Organisasi kemanusiaan Médecins Sans Frontières (MSF) atau Doctors Without Borders mencatat lonjakan tertinggi kasus malnutrisi akut di Jalur Gaza sejak mereka memulai misi kemanusiaan di wilayah tersebut.

Dalam laporan yang dirilis Jumat (11/7), MSF menyatakan situasi gizi di Gaza kini berada pada titik paling kritis.

Lebih dari 700 perempuan hamil dan menyusui serta sekitar 500 anak tercatat mengalami malnutrisi akut hingga sedang.

Mereka dirawat di dua pusat layanan rawat jalan yang dikelola MSF di Gaza, wilayah yang kian terkepung.

“Ini pertama kalinya kami melihat skala malnutrisi sebesar ini di Gaza,” ujar Muhammad Abu Mughaisib, Wakil Koordinator Medis MSF untuk Gaza.

Ia menegaskan bahwa kelaparan massal yang dialami warga Gaza merupakan akibat langsung dari kebijakan yang disengaja.

“Ini adalah kelaparan yang dirancang. Itu bisa dihentikan besok jika otoritas Israel membuka akses masuk makanan secara luas,” tandasnya.

Kelaparan yang disengaja

Menurut MSF, kondisi ini merupakan hasil pilihan yang disengaja oleh pihak Israel: pembatasan suplai makanan, kontrol ketat distribusi bantuan, dan penghancuran besar-besaran terhadap kapasitas Gaza untuk memproduksi pangan secara mandiri.

Di tengah keruntuhan total infrastruktur, penduduk Gaza juga menghadapi air yang terkontaminasi limbah karena rusaknya sistem pembuangan.

Pembatasan suplai bahan bakar semakin memperburuk produksi air bersih, sementara kondisi tempat tinggal yang padat dan tidak layak di kamp-kamp pengungsian menyebabkan penyebaran penyakit dan memperlemah daya tahan tubuh masyarakat.

“Karena kelaparan di kalangan ibu hamil dan buruknya sanitasi, banyak bayi lahir prematur,” kata dr. Joan Barry dari MSF.

Penderitaan perempuan dan anak-anak

Ia menggambarkan situasi dramatis di Rumah Sakit Al-Hilal, tempat 4 hingga 5 bayi harus berbagi satu inkubator.

“Ini adalah kunjungan ketiga saya ke Gaza, dan saya belum pernah menyaksikan kondisi seperti ini. Para ibu memohon makanan untuk anak-anak mereka. Perempuan hamil enam bulan beratnya tak lebih dari 40 kilogram. Ini telah melampaui batas krisis,” tuturnya.

MSF menyerukan agar bantuan kemanusiaan dapat masuk secara bebas dan tanpa syarat ke Gaza, termasuk pasokan makanan dan medis secara berkelanjutan.

Organisasi ini juga menuntut perlindungan bagi warga sipil dari kelaparan dan kelalaian yang disengaja.

Sejak agresi militer kembali digencarkan pada Maret 2024, lebih dari 7.300 warga Palestina telah gugur dan hampir 26.000 lainnya luka-luka.

Sekitar 800 korban tercatat sebagai warga yang kelaparan dan diserang saat mengantre bantuan di pusat-pusat distribusi yang kini disebut PBB sebagai “perangkap maut”.

Serangan Israel yang didukung penuh Amerika Serikat sejak 7 Oktober 2023 telah mengakibatkan lebih dari 195.000 korban, terdiri atas korban jiwa dan luka, sebagian besar di antaranya perempuan dan anak-anak.

Puluhan ribu orang masih hilang, dan ratusan ribu lainnya hidup mengungsi dalam kondisi sangat memprihatinkan.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular