Monday, December 2, 2024
HomeHeadlineNetanyahu dikecam setelah tentara Israel temukan 6 jasad sandera di Gaza

Netanyahu dikecam setelah tentara Israel temukan 6 jasad sandera di Gaza

Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, juga menyalahkan Netanyahu atas kembalinya para sandera dalam keadaan tidak bernyawa

Keluarga sandera Israel di Gaza menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengabaikan keselamatan orang-orang tercinta mereka demi mempertahankan posisinya secara politis.

Dikutip dari Anadolu, kritik ini muncul setelah tentara Israel pada Selasa, (20/8) mengumumkan telah menemukan jasad enam sandera dari Gaza.

Menurut laporan dari penyiar publik Israel, KAN, keenam sandera itu masih hidup ketika dibawa ke Gaza pada 7 Oktober 2023.

“Dia (Netanyahu) dan semua sandera seharusnya bisa diselamatkan,” ujar Mati Dancyg, yang ayahnya termasuk di antara sandera yang ditemukan tewas, kepada KAN.

“Netanyahu memilih mengorbankan para sandera. Karma akan menghakiminya dan dia akan membayar mahal untuk itu,” lanjutnya.

Di menuduh Netanyahu memilih untuk meninggalkan para sandera demi kelangsungan politiknya.

Shahar Mor, yang pamannya juga tewas di Gaza, menyatakan bahwa pemerintah Israel “menghabiskan waktu dan melewatkan kesempatan untuk menyelamatkannya.”

“Darah itu ada di tangan pemerintah. Demi kelangsungan hidup Netanyahu, paman saya meninggal,” ujarnya kepada Radio lokal 103FM.

Dalam satu pernyataan, keluarga-keluarga tersebut menuntut pertanggungjawaban pemerintah Netanyahu atas kematian para sandera. Itu karena lambatnya pencapaian kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas untuk menyelamatkan nyawa para sandera.

Baca juga: Israel umumkan penemuan 6 jenazah warganya di Gaza

Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, juga menyalahkan Netanyahu atas kembalinya para sandera dalam keadaan tidak bernyawa.

Israel memperkirakan bahwa sekitar 110 warga Israel masih ditahan di Gaza, sementara Hamas mengklaim banyak tawanan tewas dalam serangan udara Israel di wilayah tersebut.

Pada awal Juni, militer Israel berhasil menyelamatkan empat sandera yang masih hidup dari kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, dalam sebuah operasi yang menyebabkan kematian lebih dari 210 warga sipil Palestina akibat serangan artileri dan udara berat.

Selama berbulan-bulan, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah mencoba mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tawanan dan gencatan senjata serta memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Namun, upaya mediasi terhambat oleh penolakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memenuhi tuntutan Hamas agar menghentikan perang.

Baca juga: Seorang Perwira Israel tewas akibat serangan udara gagal di Gaza

Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, serangan Israel di Gaza, yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, terus berlanjut.

Konflik ini telah menyebabkan lebih dari 40.170 kematian di pihak Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak, serta lebih dari 92.740 cedera, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade Gaza yang terus berlangsung telah menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan, membuat sebagian besar wilayah tersebut hancur.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum wilayah itu diinvasi pada 6 Mei.

Baca juga: PENTING! Setiap bulan, lebih dari 1000 tentara Israel masuk pusat rehabilitasi

Baca juga: EKSKLUSIF | Takziyah ke rumah Ismail Haniyah di Doha

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular