Monday, March 31, 2025
HomeAnalisis dan OpiniOpiniOPINI: Penangkapan Imamoglu, CHP mencari jalan keluar

OPINI: Penangkapan Imamoglu, CHP mencari jalan keluar

Oleh: Melih Altınok

Agenda utama Turki dalam sepekan terakhir didominasi oleh penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoğlu dalam rangka penyelidikan kasus korupsi. Imamoğlu dijebloskan ke penjara dengan tuduhan serius seperti suap, pengaturan tender, dan korupsi, yang membuat Partai Rakyat Republik (CHP) menghadapi ujian berat, baik di dalam partai maupun di luar.

Ketua CHP Özgür Özel menggambarkan tuduhan terhadap Imamoğlu sebagai “kasus politik” dan menyerukan anggota partai untuk berkumpul di depan markas IBB (Instansi Pemerintah Kota Istanbul).

Selama protes yang berlangsung, Özel menggunakan ungkapan seperti “Runtuhkan dan lanjutkan,” untuk mendorong demonstran. Partai ini juga menjadi sorotan karena langkah-langkah kontroversial seperti meluncurkan kampanye boikot terhadap merek dan produk Turki.

Namun, langkah-langkah ini tampaknya menimbulkan keraguan di kalangan basis pemilih nasionalis CHP.

Pada awal insiden ini, klaim Özel tentang “konspirasi politik” mendapat sebagian dukungan di dalam partai. Namun, seiring berjalannya waktu, rincian tuduhan terhadap Imamoğlu semakin banyak diperdebatkan di publik. Fakta bahwa penyelidikan dimulai berdasarkan kesaksian saksi dan keluhan dari dalam CHP memberi bobot pada tuduhan tersebut.

Banyak yang menilai bahwa langkah Imamoğlu yang mendeklarasikan diri sebagai calon presiden tiga tahun sebelum pemilu umum merupakan upaya untuk mencari “perlindungan hukum.”

Melepaskan diri dari pengawasan

Penangkapan Imamoğlu menandai titik balik bagi kepemimpinan CHP. Özel melihat kongres luar biasa yang dijadwalkan pada 6 April sebagai peluang untuk mengonsolidasikan kepemimpinannya.

Setelah berhasil menggulingkan Ketua CHP sebelumnya Kemal Kılıçdaroğlu dengan dukungan moral dan finansial dari Imamoğlu, Özel kini berusaha untuk mengendalikan oposisi dalam partai dan mencap dirinya sebagai “bos” yang sesungguhnya, bukan sekadar “penjaga sementara.”

Ia ingin keluar dari bayang-bayang Imamoğlu. Sementara itu, dengan terus mempertahankan isu ini selama Imamoğlu dipenjara, ia secara tidak langsung mencoba mempertahankan pengaruhnya.

Namun, taktik Özel tidak mendapat dukungan yang seragam dalam partai. Dorongan untuk bertikai dengan polisi dalam protes dan keluhan tentang Turki kepada media asing mengganggu segmen-segmen nasionalis CHP.

Tokoh alternatif dan dinamika partai

Di tengah dominasi Imamoğlu dan Özel, beberapa tokoh alternatif mulai muncul di lanskap CHP.

Wali Kota Ankara Mansur Yavaş telah mendapatkan perhatian dengan tingkat popularitasnya yang melampaui Imamoğlu dalam jajak pendapat dan citra “rekam jejak bersih.”

Meski menyatakan dukungan untuk Imamoğlu, Yavaş juga mempertahankan sikap hati-hati, dengan mengatakan, “Siapa pun bisa dituntut.” Pendekatan Yavaş ini bisa memicu pencarian kepemimpinan baru dalam partai.

Sementara itu, Kılıçdaroğlu, yang memimpin koalisi “Meja Enam” menuju kemenangan dalam Pemilu Lokal 2024, masih memegang posisi yang dihormati dan berpengaruh di dalam partai.

Perannya sebagai “sesepuh bijaksana” dapat efektif dalam meredakan ketegangan antara berbagai faksi dalam partai.

Apa yang akan terjadi pada CHP?

Dengan sejarah 103 tahun, CHP secara tradisional menghindari konfrontasi langsung dengan lembaga-lembaga negara yang penting. Imamoğlu, yang berasal dari latar belakang kanan, telah mengubah partai dalam waktu singkat dengan sumber daya keuangan Istanbul, yang memicu reaksi dari beberapa kalangan.

Faksi-faksi internal partai yang kuat kemungkinan besar tidak akan mentolerir dominasi ini dalam jangka panjang.

Meskipun keputusan peradilan terkait Imamoğlu masih belum pasti, beberapa skenario dapat muncul bagi CHP: Özel bisa mengonsolidasikan kepemimpinannya, sosok baru seperti Yavaş bisa naik, atau partai bisa kembali stabil di bawah pengalaman Kılıçdaroğlu.

Namun, bayang-bayang tuduhan korupsi akan terus menguji dinamika internal partai dan kredibilitasnya di mata publik.

Penulis jurnalis dan penyiar televisi Turki. Tulisannya diambil dari opininya di Daily Sabah.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular