Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menuduh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperpanjang perang di Gaza tanpa alasan yang jelas. Hal ini dilakukanb sebagai akal bulus Netanyahu untuk terhindar sidang korupsi..
“Pemerintah saat ini memperpanjang perang tanpa alasan karena masalah politik yang dihadapi Perdana Menteri dan delusi sayap kanan ekstrim tentang aneksasi dan kembalinya Gaza,” ujar Lapid menyampaikan kritiknya di platform X pada Jumat (24/11),
Lapid merujuk pada sikap Netanyahu menghindari pengadilan dengan alasan sibuk perang, dan penolakan Netanyahu atas tanggung jawab terkait kegagalan mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap permukiman dan pangkalan militer Israel.
“Saatnya untuk langkah politik. Saatnya untuk sistem regional yang baru,” ujar dia.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu baru-baru ini meminta badan keamanan Shin Bet untuk memberikan pendapat hukum yang membenarkan alasan keamanan agar Netanyahu tidak perlu memberikan kesaksian dalam sidang kasus pidananya, demikian laporan Haaretz.
Dengan sidang yang dijadwalkan pada 2 Desember mendatang, Netanyahu berharap Shin Bet dapat menyatakan kepada pengadilan bahwa tidak aman baginya untuk menghabiskan waktu yang lama di lokasi publik, mengingat potensi ancaman serangan drone dan rudal dari kelompok proksi Iran, menurut Haaretz pada Selasa (19/11).
Namun, permintaan tersebut ditolak oleh Shin Bet, meskipun pihaknya kini tengah mencari cara untuk memastikan keamanan perdana menteri selama persidangan berlangsung.
Frustrasi dengan sikap Shin Bet, beberapa orang dekat Netanyahu mendesaknya untuk memecat kepala Shin Bet, Ronen Bar.