Ketua Partai Demokrat, Yair Golan, mengajak para pemimpin partai oposisi untuk mengadakan pertemuan darurat guna membahas penggulingan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dalam pesan yang diunggah di akun X miliknya pada Rabu malam (28/8), Golan mengatakan, “Hari ini, saya menghubungi semua rekan saya di oposisi dengan seruan jelas: mari kita tempuh jalan bersama.”
Ia menambahkan, “Israel berada dalam situasi darurat luar biasa, dan sedang runtuh secara politik, keamanan, ekonomi, sosial, dan konstitusional.”
“Segala sesuatu di sekitar kita sedang hancur. Kita harus bekerja secara terkoordinasi, sistematis, dan konsisten.”
Golan juga membagikan pesan teks yang ia kirimkan kepada para pemimpin partai oposisi. “Kita berada di tengah-tengah perang, dengan sandera yang telah ditahan selama 328 hari, puluhan ribu orang terlantar, ekonomi runtuh, dan para perwira cadangan serta tentara berperang tanpa melihat adanya titik terang di ujung terowongan,” tulis Golan
Baca juga: Netanyahu dikecam setelah tentara Israel temukan 6 jasad sandera di Gaza
“Keputusan (pemerintah) yang hanya didasarkan pada pertimbangan politik memaksa kita semua untuk bangkit menghadapi situasi ini.”
Menanggapi pernyataan Golan, pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, juga menulis di X, “Kami akan terus bekerja dengan semua bagian dari oposisi, baik di depan maupun di belakang layar, sampai pemerintahan bencana yang sedang menghancurkan negara ini digulingkan.”
Knesset (parlemen Israel) telah memulai reses musim panasnya pada 22 Juli dan dijadwalkan kembali bersidang pada pertengahan Oktober, pada masa dimulainya sesi musim dingin.
Israel terus melancarkan serangan brutal terhadap Jalur Gaza setelah serangan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 40.500 warga Palestina tewas, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 93.700 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade yang terus berlanjut di Gaza telah menyebabkan kekurangan parah akan makanan, air bersih, dan obat-obatan, meninggalkan sebagian besar wilayah tersebut dalam kehancuran.
Israel menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota Rafah di selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum daerah tersebut diserbu pada 6 Mei.
Baca juga: PENTING! Setiap bulan, lebih dari 1000 tentara Israel masuk pusat rehabilitasi
Baca juga: EKSKLUSIF | Takziyah ke rumah Ismail Haniyah di Doha