Friday, May 16, 2025
HomeBeritaPakar militer: Tindakan keamanan Israel gagal hentikan perlawanan di Tepi Barat

Pakar militer: Tindakan keamanan Israel gagal hentikan perlawanan di Tepi Barat

Tindakan keamanan yang diterapkan oleh pasukan pendudukan Israel di wilayah Tepi Barat dinilai gagal menekan laju perlawanan bersenjata yang terus berlangsung.

Hal ini disampaikan oleh pengamat militer dan strategi, Kolonel Purnawirawan Hatem Karim Al-Falahi.

Ia menilai bahwa eskalasi militer tidak membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan oleh otoritas Israel.

Komentar Al-Falahi disampaikan menyusul serangan bersenjata yang terjadi pada Rabu (14/5) malam di dekat permukiman ilegal Brokhin, sebelah barat Salfit, Tepi Barat.

Layanan medis Israel melaporkan satu warga Israel mengalami luka parah akibat insiden tersebut, sementara satu lainnya juga mengalami luka serius.

Militer Israel segera mengerahkan pasukan tambahan serta satuan khusus untuk menyisir lokasi dan mengejar pelaku penembakan, yang hingga kini belum tertangkap.

Media-media Israel melaporkan bahwa insiden itu merupakan serangan keempat yang terjadi dalam 4 bulan terakhir di kawasan yang sama.

Hal ini memperkuat kesan bahwa wilayah tersebut menjadi titik rawan yang belum berhasil diamankan meski telah dilakukan berbagai operasi militer.

Dalam segmen analisis militernya, Al-Falahi menekankan bahwa operasi keamanan yang digencarkan oleh militer Israel sejauh ini tidak mampu meredam intensitas serangan yang terus berulang.

Ia menyoroti bahwa meningkatnya frekuensi operasi militer justru tidak dibarengi dengan penurunan aksi perlawanan, melainkan menunjukkan ketidakefektifan pendekatan keamanan yang digunakan.

Lebih lanjut, Al-Falahi mengurai sejumlah faktor yang dinilainya menjadi penyebab kegagalan Israel dalam mengontrol situasi di Tepi Barat.

Salah satu faktor utama, menurut dia, adalah keterbatasan sumber daya dan kekuatan personel militer Israel yang tidak memadai untuk menangani medan yang luas dan kompleks seperti Tepi Barat.

“Pasukan pendudukan tidak memiliki cukup kekuatan untuk mengendalikan seluruh wilayah secara bersamaan. Mereka membutuhkan kapasitas dan sumber daya yang jauh lebih besar,” ujarnya.

Aksi tunggal lebih efektif

Al-Falahi juga menyoroti pola serangan yang dilakukan oleh para pelaku, yang umumnya merupakan aksi tunggal atau dikenal dengan istilah lone wolf.

Serangan semacam ini, jelas dia, tidak memerlukan perencanaan rumit atau perlengkapan canggih, sehingga lebih sulit dideteksi oleh intelijen militer Israel.

“Operasi seperti ini bisa dilakukan oleh satu orang saja, dengan perencanaan sederhana namun cerdas. Setelah melakukan serangan, pelaku bisa langsung melarikan diri tanpa meninggalkan jejak,” tuturnya.

Ia menambahkan, karakteristik ini menjadikan aksi tunggal lebih berpotensi berhasil dibandingkan operasi kelompok, karena informasi terkait serangan hanya diketahui oleh satu atau dua individu, menyulitkan pihak keamanan untuk melakukan deteksi dini atau pencegahan.

Menjawab pertanyaan soal mengapa aksi-aksi tersebut terus terjadi di lokasi yang sama meski telah diterapkan pengamanan ketat, Al-Falahi menjelaskan bahwa fenomena ini terjadi karena asumsi keliru dari pihak keamanan Israel.

Mereka meyakini bahwa wilayah yang telah diperketat pengamanannya tidak akan menjadi target lagi.

“Asumsi ini menciptakan peluang tak terduga bagi kelompok perlawanan untuk kembali menyerang, dengan memanfaatkan unsur kejutan,” jelasnya.

Al-Falahi juga menyoroti bahwa meski operasi militer Israel terus berlangsung hingga saat ini, aksi-aksi perlawanan tetap muncul, bahkan di tengah fokus intensif pasukan Israel pada titik-titik tertentu seperti kamp pengungsi Jenin.

Situasi ini, menurutnya, mencerminkan kegagalan strategi keamanan Israel secara menyeluruh di wilayah Tepi Barat.

“Ketika satu wilayah dikepung dan diberlakukan tindakan represif, wilayah lain justru menjadi celah bagi perlawanan untuk bergerak. Ini bukti bahwa strategi yang digunakan tidak mampu menciptakan stabilitas jangka panjang,” pungkasnya

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular