Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada Selasa (15/10) menerima 45 jenazah tahanan Palestina dari pihak Israel.
Sementara itu, pemerintah Israel mengumumkan masih melanjutkan perundingan untuk mengambil sisa jenazah tentaranya yang berada di tangan Hamas.
Pemindahan jenazah dilakukan melalui perlintasan Kisufim menuju Jalur Gaza, sebagai bagian dari tahap pertama implementasi kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan serta jenazah yang baru-baru ini dicapai antara Hamas dan Israel.
Otoritas kesehatan di Gaza mengonfirmasi kepada Reuters bahwa kelompok pertama jenazah telah tiba di Kompleks Medis Nasser di Khan Younis.
Di rumah sakit itu, biasanya dilakukan proses identifikasi dan pendataan sebelum jenazah diserahkan kepada keluarga masing-masing.
Proses rumit dan menantang
Juru bicara Palang Merah menyebut proses penyerahan jenazah para tahanan yang tewas dalam perang sebagai langkah yang sangat kompleks dan memakan waktu.
Ia memperingatkan bahwa tidak semua jenazah mungkin bisa ditemukan, dan tantangan ini jauh lebih berat dibanding pembebasan tahanan yang masih hidup.
Palang Merah menyerukan kepada semua pihak dan mediator untuk menjamin pelaksanaan gencatan senjata secara konsisten serta memastikan pengembalian seluruh jenazah korban kepada keluarganya.
Sementara itu, pihak Israel menyatakan terus melakukan negosiasi dengan Hamas guna menuntaskan proses pengembalian jenazah tentaranya.
Sehari sebelumnya, Israel telah menerima empat jenazah melalui mekanisme yang sama.
Gal Hirsch, koordinator urusan tahanan dan warga hilang Israel, mengatakan tekanan terhadap Hamas akan terus ditingkatkan hingga semua jenazah dikembalikan.
“Kami bertekad untuk memulangkan seluruh korban, dan tidak akan berhenti sebelum mereka kembali ke rumah masing-masing,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa isu ini turut dibahas dalam kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump ke Israel dan kini juga dipantau oleh sejumlah pihak internasional.
Empat jenazah teridentifikasi
Militer Israel mengonfirmasi bahwa empat jenazah yang diterimanya telah diidentifikasi melalui proses forensik di pusat medis hukum, dengan melibatkan kepolisian.
Dua di antaranya diidentifikasi sebagai warga Israel, Guy Illouz, dan warga Nepal, Bipin Joshi. Dua lainnya belum diizinkan pihak keluarga untuk dipublikasikan namanya.
Pihak militer kembali menuntut Hamas agar mematuhi semua ketentuan dalam perjanjian, termasuk pengembalian seluruh tawanan yang masih tersisa — sebanyak 24 orang — kepada keluarga mereka.
Dalam kesepakatan yang ditandatangani, disepakati pula pembentukan komisi internasional guna membantu menemukan lokasi pemakaman para tentara Israel yang tewas di Jalur Gaza.
Pada Senin (14/10), Palang Merah mengumumkan keberhasilannya memfasilitasi pertukaran 20 tahanan Israel yang masih hidup serta 4 jenazah, dengan 1.809 tahanan Palestina dari total 1.968 orang yang dijadwalkan dibebaskan oleh Israel dalam kerangka gencatan senjata.
Kesepakatan itu merupakan bagian dari tahap pertama rencana yang diumumkan Presiden Donald Trump pada Kamis pekan lalu, hasil dari perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas di Sharm el-Sheikh.
Negosiasi tersebut melibatkan Qatar, Mesir, dan Turki, dengan Amerika Serikat sebagai sponsor utama.