Friday, November 15, 2024
HomeBeritaPartai Belanda desak blokir klub Israel usai kerusuhan di Amsterdam

Partai Belanda desak blokir klub Israel usai kerusuhan di Amsterdam

Partai oposisi Denk di Belanda mendesak tindakan hukum terhadap para penggemar Israel yang terlibat dalam provokasi kekerasan menjelang pertandingan Ajax vs Maccabi Tel Aviv di Amsterdam pada 7 November lalu, yang merupakan bagian dari Liga Europa UEFA.

Dalam wawancara dengan Anadolu, Sheher Khan, pemimpin sekaligus juru bicara grup Partai Denk di Dewan Kota Amsterdam, mengkritik penggunaan istilah “pogrom” oleh Wali Kota Femke Halsema untuk menggambarkan kekerasan tersebut.

Kata itu secara tradisional terkait dengan serangan kekerasan terhadap orang Yahudi pada masa Holokaus.

Khan menuduh wali kota memberikan interpretasi yang bias terhadap kejadian tersebut, yang menurutnya tidak memperhitungkan provokasi yang dilakukan oleh para penggemar Israel.

Ia mengungkapkan bahwa ketegangan semakin meningkat akibat tindakan penggemar Israel yang menyerang simbol-simbol Palestina, merobek bendera Palestina, dan meneriakkan ejekan rasis seperti “Matilah orang Arab” dan “Tidak ada lagi anak-anak di Gaza.”

“So, ini menyebabkan emosi yang besar di kota kami, yang sudah sangat terganggu dengan genosida yang sedang berlangsung,” kata Khan. “Mereka juga menyerang beberapa pengemudi taksi kami.”

Meskipun mengakui adanya serangan terisolasi terhadap orang Yahudi dalam beberapa tahun terakhir, Khan mengkritik tajam penggunaan istilah “pogrom” oleh wali kota, yang menurutnya merupakan respons yang berlebihan dan justru membakar ketakutan yang tidak perlu.

“Dia tidak bisa menjelaskan bahwa ini adalah pogrom,” kata Khan.

“Dia bilang, ‘Saya ingin menangani perasaan takut dan cemas di komunitas Yahudi.’ Tapi menurut saya, Anda bisa menangani ketakutan orang Yahudi di kota kita dengan tetap menjaga fakta. Jika Anda tetap berbicara dengan fakta, Anda akan membantu orang Yahudi sebaik mungkin sebagai wali kota di kota kami.”

“She (Halsema) justru memperburuk ketakutan dengan menjadikannya lebih besar dengan berbicara tentang pogrom. Selain itu, jika melihat beberapa tahun terakhir, ribuan turis Israel datang setiap tahun, dan tidak pernah ada serangan seperti ini terhadap warga Israel. Tidak pernah ada serangan terhadap warga Yahudi kami di Amsterdam. Itu tidak pernah terjadi. Dan jika itu terjadi, saya akan berdiri di sisi saudara-saudari Yahudi kami.”

Khan juga mencatat meningkatnya rasa takut di kalangan komunitas Yahudi, namun ia mengklaim beberapa politisi menggunakan situasi ini untuk memperjuangkan agenda “rasis sayap kanan.”

Khan mengaku sangat senang melihat 10 warga dengan kewarganegaraan Israel ditangkap dari sekitar 40 orang secara keseluruhan.

“Mereka sekarang sudah kembali ke Israel, tetapi saya berharap otoritas Belanda meminta Israel untuk membawa para pelaku itu kembali ke Amsterdam sehingga kita bisa mengadili mereka atas tindakan mereka jika terbukti bersalah.”

Tuntut UEFA larang klub Israel

Dalam diskusi dewan, terungkap bahwa Wali Kota Halsema telah mencoba menghubungi Perdana Menteri Dick Schoof untuk mengeksplorasi kemungkinan menggelar pertandingan tanpa penonton, namun tidak berhasil menghubungi sebelum pertandingan berlangsung, kata Khan.

“Itu adalah diskusi yang menurut saya tidak berarti apa-apa karena mereka berbicara tentang tidak membolehkan pendukung hadir dalam pertandingan. Tapi mereka sudah ada di sini. Sudah ada 2.600 penggemar Maccabi di Amsterdam. Pendapat saya, mereka tidak seharusnya diizinkan masuk sejak awal.”

Khan juga mendesak UEFA untuk memberlakukan larangan terhadap klub-klub Israel, mirip dengan yang dilakukan terhadap klub-klub Rusia, akibat pelanggaran hak asasi manusia di Gaza.

“Kita harus melarang semua klub sepak bola Israel datang ke sini, seperti yang kita lakukan pada klub-klub Rusia. Negara mereka sedang melakukan genosida. Jika mereka datang ke sini, mereka mendukung genosida,” ujar Khan.

“Anda tahu apa yang akan terjadi—persis seperti yang terjadi minggu lalu. Jadi, menurut saya, mereka seharusnya tidak diizinkan datang ke Amsterdam, dan mereka tidak diterima.”

Khan juga berpendapat bahwa memperpanjang larangan demonstrasi di Amsterdam tidak akan menghalangi aktivisme pro-Palestina.

“Kami tidak berdemonstrasi hanya untuk berada di jalanan setiap hari. Kami berdemonstrasi karena ada genosida yang sedang terjadi.”

Khan menambahkan bahwa mereka akan mengajukan usulan kepada Dewan Kota Amsterdam untuk menangani genosida yang sedang berlangsung, dengan menyatakan,

“Jika kita tidak menghentikan genosida ini, masalah dan ketegangan dalam masyarakat kita akan tetap ada dan terus muncul sampai genosida ini berhenti.”

Peristiwa di Amsterdam terjadi setelah pendukung Maccabi Tel Aviv terlibat bentrokan dengan warga setempat usai pertandingan tim mereka melawan Ajax Amsterdam.

Channel 12, media berita Israel berhaluan kiri, melaporkan bahwa ketegangan semakin memuncak ketika penggemar Israel merobek bendera Palestina dari sebuah gedung dan memprovokasi pengemudi taksi asal Arab.

Rekaman media sosial memperlihatkan kelompok besar penggemar Maccabi Tel Aviv meneriakkan slogan anti-Arab dan anti-Palestina.

Sebelum pertandingan, penggemar Israel juga memicu kemarahan pendukung Belanda dengan mengganggu hening sejenak untuk korban banjir mematikan di Spanyol, dengan menyalakan kembang api selama acara penghormatan tersebut.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular