Paus Fransiskus pada Kamis (8/1) kembali mengkritik keras kampanye militer Israel di Gaza, menyebut situasi kemanusiaan di wilayah Palestina tersebut sebagai “sangat serius dan memalukan. Terlebih banyak anak-anak Gaza yang mati membeku akibat blokade Israe.
Dalam pidato tahunan kepada para diplomat yang dibacakan oleh asistennya, Paus mengungkapkan keprihatinannya terhadap kematian yang disebabkan oleh kedinginan di Gaza, yang hampir seluruhnya terputus dari pasokan listrik.
“Kita tidak bisa menerima pemboman terhadap warga sipil dalam kondisi apapun,” demikian pidatonya sebagaimana dilansir The New Arab.
“Kita tidak bisa menerima kenyataan bahwa anak-anak mati membeku karena rumah sakit dihancurkan atau karena jaringan energi Palestina diserang.”
Meski Paus hadir dalam acara tersebut, ia meminta asistennya untuk membacakan pidato tersebut karena sedang memulihkan diri dari flu.
Sebelumnya, seorang bayi di Gaza Kembali meninggal akibat hipotermia di tengah blokade dan serangan Israel terhadap Jalur Gaza pada Ahad.
Al Jazeera melaporkan bahwa ini adalah kematian bayi kedelapan akibat kondisi ini selama agresi Israel di Gaza.
“Saya ibu Yousef. Saya kehilangan dia. Mereka tidak memberi saya waktu sedikit pun untuk merasa bahagia dengan bayi saya,” kata ibu dari anak yang meninggal itu kepada Al Jazeera.
“Dia meninggal karena cuaca yang sangat dingin. Dia tidur di sebelah saya, dan di pagi hari, saya menemukannya membeku dan meninggal. Saya tidak tahu harus berkata apa.”
“Tidak seorang pun dapat merasakan kesengsaraan saya. Tidak seorang pun di dunia ini dapat memahami situasi bencana kami. Yousef baik-baik saja. Dia lahir dengan sehat… Saya kehilangan Yousef selamanya,” tambah sang ibu.
