Sunday, June 8, 2025
HomeBeritaPBB: Gaza menjadi neraka nyata, kelaparan ancam 71 ribu anak

PBB: Gaza menjadi neraka nyata, kelaparan ancam 71 ribu anak

Lembaga-lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali menyerukan penghentian segera agresi militer Israel di Jalur Gaza.

PBB juga menyerukan pengakhiran blokade yang telah membuat kondisi kemanusiaan di wilayah itu memasuki fase paling genting.

Dalam pernyataan tegas, mereka menyebut Gaza sebagai “neraka nyata” yang terus memburuk setiap jamnya dan memperingatkan ancaman kelaparan mematikan yang mengintai puluhan ribu anak.

“Situasi di Gaza adalah neraka yang sebenarnya. Keadaan memburuk setiap jam,” kata juru bicara Dana Anak-anak PBB (UNICEF), menggambarkan kondisi di lapangan.

Ia menyebut bahwa ini adalah masa terburuk sepanjang sejarah bagi perempuan dan anak-anak di Gaza.

Krisis pangan akut yang dipicu oleh blokade Israel mendorong anak-anak menuju “fase kelaparan mematikan”.

Program Pangan Dunia (WFP) juga mengeluarkan peringatan serius. Dalam pernyataan resminya, badan tersebut mengungkapkan bahwa 71.000 anak di Gaza menghadapi risiko kekurangan gizi yang mengancam nyawa.

“Dengan kelaparan yang mendekat, keluarga-keluarga di Gaza membutuhkan makanan bergizi secara mendesak untuk bertahan hidup,” tulis WFP.

Di sisi lain, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengkritik keras mekanisme distribusi bantuan yang disebut sebagai “Inisiatif Kemanusiaan Gaza”.

Sebuah proyek hasil kerja sama Amerika Serikat (AS) dan Israel yang dituding justru menjadi alat politik dan militer, serta mempercepat pemindahan paksa warga Gaza.

Dalam wawancara dengan radio nasional Irlandia, Kepala Komunikasi UNRWA Juliette Touma mengatakan bahwa penyaluran bantuan melalui proyek tersebut justru kerap berujung pada kematian warga sipil.

“Ini bukan cara untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan. Yang kita perlukan adalah kembalinya 500 hingga 600 truk bantuan masuk setiap hari, membawa pasokan dasar, dan dikelola secara aman oleh PBB, termasuk UNRWA. Bukalah kembali akses menuju Gaza,” tegasnya.

Sejak proyek distribusi bantuan tersebut dijalankan pada 27 Mei lalu, sedikitnya 110 warga Palestina tewas dan 583 lainnya luka-luka akibat tembakan tentara Israel ketika mencoba mengakses pusat distribusi bantuan. Selain itu, sembilan orang masih dinyatakan hilang.

Data tersebut sebagaimana disampaikan oleh Kantor Media Pemerintah Gaza.

Sejak awal serangan besar-besaran pada Oktober 2023, tentara Israel telah melancarkan apa yang oleh sejumlah pihak disebut sebagai genosida terhadap warga Gaza.

Hingga kini, lebih dari 54.000 orang dilaporkan meninggal dunia, sekitar 126.000 lainnya mengalami luka-luka, dan hampir seluruh populasi Gaza terusir dari tempat tinggal mereka.

Tingkat kehancuran yang terjadi disebut-sebut sebagai yang terburuk sejak Perang Dunia II, sebagaimana tercatat dalam berbagai laporan Palestina maupun internasional.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular