Kelompok oposisi bersenjata di Suriah merebut sejumlah kota dan desa di pinggiran Aleppo barat setelah bertempur dengan pasukan rezim. Demikian laporan Aljazeera Arabic pada Kamis (28/11).
Aljazeera melaporkan, pasukan oposisi menyerang sebuah bandara militer. Dan kini jarak antara para pasukan oposisi dan kota Aleppo kini hanya sekitar 10 kilometer, menurut sumber militer dan aktivis.
Dalam pernyataan pasukan oposisi yang dirilis pada Rabu, menyatakan, mereka telah merebut markas militer terbesar milik pasukan rezim di barat Aleppo, yaitu Markas Resimen 46.
Selain itu, mereka menguasai 17 desa dan kota di wilayah tersebut, termasuk Qabtan al-Jabal, Ain Jara, Orum al-Sughra, Sheikh Aqil, dan Kafr Basin.
Pasukan oposisi juga berhasil menyita kendaraan militer, amunisi, dan senjata berat, serta menewaskan lebih dari 40 anggota pasukan rezim dan milisi pro-rezim.
Baca juga: Lembaga HAM laporkan 84 kematian di penjara Suriah
Mendekati Aleppo
Sumber militer yang dikutip Reuters menyebutkan bahwa kelompok oposisi kini berada hanya sekitar 10 kilometer dari pinggiran kota Aleppo dan beberapa kilometer dari kota mayoritas Syiah, Nubl dan Zahraa.
Mereka juga melancarkan serangan ke Bandara Nairab di timur Aleppo, yang menjadi basis milisi pro-Iran.
Kemajuan ini menjadi yang pertama sejak Maret 2020, ketika Rusia (pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad) dan Turki (pendukung kelompok oposisi) menyetujui gencatan senjata yang menghentikan pertempuran besar di benteng terakhir oposisi di barat laut Suriah.
Operasi ini melibatkan pejuang dari Hayat Tahrir al-Sham dan sejumlah fraksi dari Tentara Nasional Suriah. Menurut laporan Aljazeera, oposisi menangkap enam anggota pasukan rezim serta menyita lima tank, satu kendaraan lapis baja, dan satu gudang roket.
Sementara itu, media pro-rezim melaporkan sekitar 100 korban tewas berasal dari kedua belah pihak selama pertempuran.
Serangan Udara Suriah dan Rusia
Dalam perkembangan lain, sumber oposisi melaporkan bahwa pesawat tempur Rusia dan Suriah melancarkan serangan udara di wilayah yang dikuasai oposisi di pedesaan Aleppo dan Idlib.
Wilayah ini juga dihujani roket jarak jauh, menambah intensitas konflik di kawasan tersebut.
Sumber militer rezim mengonfirmasi bahwa serangan artileri juga diarahkan ke wilayah-wilayah dekat Idlib, termasuk kota Ariha, Sarmada, dan daerah lainnya di selatan Provinsi Idlib.
Para saksi mata menyebutkan ratusan keluarga terpaksa mengungsi ke wilayah yang lebih aman di sepanjang perbatasan Turki.
“Pertempuran Menahan Agresi”
Pada Rabu, kelompok oposisi mengumumkan dimulainya operasi militer bertajuk “Pertempuran Menahan Agresi.”
Juru bicara Operasi al-Fath al-Mubin, Hassan Abdul Ghani, menjelaskan operasi ini bertujuan untuk melakukan “serangan pre-emptive” terhadap konsentrasi pasukan rezim dan milisi pro-rezim yang mengancam wilayah-wilayah yang dikuasai oposisi.
Aktivis lokal melaporkan dalam beberapa hari terakhir, pasukan rezim meningkatkan pergerakan di sejumlah poros di pedesaan Aleppo barat. Hal ini terjadi bersamaan dengan intensifikasi serangan artileri dan roket oleh rezim di kota-kota seperti Atarib, Darat Izza, dan kawasan lain di wilayah tersebut.
Bentrok ini mengakhiri bulan-bulan relatif tenang di wilayah barat Aleppo, meskipun sebelumnya sesekali terjadi serangan sporadis dari pasukan rezim terhadap wilayah oposisi.
Baca juga: Hamas: Israel intensifkan serangan di Jabalia dan Beit Lahia