Monday, December 2, 2024
HomeHeadlineMa'ariv: Angkatan Udara Israel dalam situasi kritis

Ma’ariv: Angkatan Udara Israel dalam situasi kritis

Jet tempur Angkatan Udara Israel disebut telah jauh melampaui masa pakainya. Setiap pesawat tempur dilaporkan telah menghabiskan ribuan jam terbang selama perang, menyebabkan kerusakan serius pada armada.

Aljazeera Arabic pada Kamis (28/11), menyadur laporan Jerusalem Post tentang kondisi militer Israel yang dilanda krisis menyusul perang di Gaza dan Lebanon.

Jerusalem Post mengutip laporan dari harian berbahasa Ibrani Ma’ariv, mengungkapkan, militer Israel menghadapi kebutuhan mendesak untuk meremajakan kemampuan militernya.

Israel dikabarkan harus memulai pembelian besar-besaran sistem senjata, jet tempur, helikopter, tank, artileri, roket, dan berbagai jenis amunisi lainnya.

Menurut laporan tersebut, kondisi armada helikopter militer Israel, terutama helikopter Apache, berada dalam keadaan paling memprihatinkan.

Sementara itu, stok bom udara-ke-darat terus diperiksa secara berkala oleh militer untuk memastikan kecukupan persediaan.

Jet tempur Angkatan Udara Israel disebut telah jauh melampaui masa pakainya. Setiap pesawat tempur dilaporkan telah menghabiskan ribuan jam terbang selama perang, menyebabkan kerusakan serius pada armada.

Hal ini memaksa Israel untuk segera membeli armada baru, terutama jet tempur F-35 dan F-15.

Hambatan dari Amerika Serikat
Situasi diperburuk dengan adanya peningkatan pembatasan oleh pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden.

Washington telah menunda pengiriman bom berat dan semi-berat, rudal udara-ke-darat, serta melarang sementara pengadaan helikopter Apache bekas yang dimaksudkan untuk mendukung sistem pertahanan udara Israel.

Namun, menurut Ma’ariv, hambatan diplomatik ini bukan satu-satunya tantangan bagi Israel. Dunia saat ini sedang memasuki perlombaan senjata.

Konflik di Ukraina dan ketegangan antara China dan Taiwan telah mendorong negara-negara Eropa untuk berlomba membeli senjata, sehingga memperpanjang daftar antrean produksi.

Seorang pejabat senior dari salah satu perusahaan pemasok senjata terbesar di dunia mengungkapkan, “Apa yang terjadi di dunia saat ini adalah kegilaan. Ini bukan dunia yang kita kenal dua atau tiga tahun lalu. Semua negara membeli semua jenis senjata.”

Krisis Logistik dan Keputusan Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam pernyataannya pada Rabu, mengungkapkan, salah satu alasan utama di balik keputusan untuk menyetujui gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon, adalah kebutuhan mendesak untuk memperbarui persenjataan dan perlengkapan militer.

Namun, Jerusalem Post menilai alasan ini tidak semata-mata soal pembaruan amunisi. Tetapi mencakup pengadaan sistem baru, seperti armada jet tempur, pesawat pengisian bahan bakar, dan helikopter angkut.

Kondisi armada Apache Israel dikabarkan berada dalam tingkat kesiapan yang rendah sejak awal perang, dan semakin memburuk selama konflik berlangsung.

Sebagai alternatif, Angkatan Udara Israel tengah mempertimbangkan penggunaan helikopter Black Hawk (disebut Yanshuf di Israel), yang akan dimodifikasi dengan sistem senjata seperti rudal udara-ke-darat, meriam, dan sistem tambahan lainnya.

Hambatan Pengiriman Senjata
Pengiriman bom berat dan semi-berat dilaporkan terhenti di gudang Boeing di Amerika Serikat akibat keputusan Presiden Joe Biden.

Hal serupa juga berlaku untuk rudal Hellfire yang diproduksi oleh Lockheed Martin, yang ketiadaannya sangat dirasakan Israel sejak awal konflik.

Israel kini berharap pada presiden terpilih Donald Trump untuk segera mencabut pembatasan dan mengizinkan pengiriman senjata ke Israel.

Namun, tantangan anggaran menjadi masalah besar. Seorang pejabat keamanan senior Israel mengakui anggaran militer yang terbatas memaksa Israel “harus melakukan keajaiban” untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Sementara antrean panjang pembeli di seluruh dunia membuat pasokan senjata semakin sulit didapatkan.

Baca juga: PUMA berhenti sponsori Israel usai lima tahun dihajar boikot

Baca juga: Pejuang oposisi Suriah maju pesat, dan capai pinggiran Aleppo

 

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular