Beirut (ANTARA)
Pemimpin Druze Lebanon, Walid Jumblatt, Sabtu, memperingatkan tentang upaya Israel “memprovokasi konflik” di wilayah tersebut setelah menuduh Hizbullah terlibat dalam penembakan di Kota Druze, Majdal Shams di daerah pendudukan Dataran Tinggi Golan.
Jumblatt mengatakan hal itu dengan mengutip pernyataan Hizbullah yang membantah keterlibatan pihaknya dalam serangan terhadap Druze, sekte agama yang dianut kalangan masyarakat tertentu di Suriah, Lebanon, dan Israel.
“Kami menegaskan kembali peringatan dan kewaspadaan kami terhadap apa yang musuh Israel telah lama lakukan — memprovokasi konflik, memecah belah wilayah, dan menargetkan komponennya,” kata Jumblatt seperti dilaporkan Kantor Berita Nasional Lebanon.
“Kami sebelumnya telah menggagalkan skema (Israel) ini, dan sekarang karena skema ini muncul kembali, kami tetap waspada bersama perlawanan dan semua pejuang yang menghadapi agresi dan pendudukan Israel,” katanya menambahkan.
Baca juga: WHO akan kirim 1 juta vaksi polio ke Gaza
Baca juga: 10 warga tewas dalam serangan udara Israel di Gaza
Otoritas Israel mengatakan sebelumnya bahwa 11 orang tewas dan 37 lainnya terluka dalam serangan peluru kendali tersebut.
Sementara tentara Israel menuduh Hizbullah sebagai pelaku serangan itu, kelompok paramiliter yang juga partai politik kuat berhaluan Syiah itu membantah keterlibatannya.
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel saat Tel Aviv melanjutkan genosidanya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Serangan Israel di daerah konflik Jalur Gaza telah menewaskan hampir 39.300 korban sejak Oktober 2023 setelah serangan sistematis dilancarkan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Sumber: Anadolu-OANA, disalin dari ANTARA