Saturday, June 21, 2025
HomeBeritaPenulis Inggris: Dari Irak hingga Iran, Barat tak pernah belajar

Penulis Inggris: Dari Irak hingga Iran, Barat tak pernah belajar

Jurnalis Inggris Owen Jones kembali mengkritik tajam sikap negara-negara Barat, terutama dalam menyikapi konflik di Timur Tengah.

Dalam kolom opininya di The Guardian, ia menuding bahwa Barat tengah mengulangi kesalahan fatal yang sama seperti di Irak dan Afghanistan, kali ini dengan menjadikan Iran sebagai target berikutnya.

Jones menyatakan bahwa Israel sejatinya merupakan sumber utama teror dan ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah.

Namun, fakta ini justru terus diabaikan oleh negara-negara Barat.

“Rasanya seperti kehilangan akal sehat,” tulisnya.

Ia menanggapi pernyataan Kelompok G7 yang menyebut Iran sebagai “sumber utama terorisme di kawasan” dan membela hak Israel untuk “membela diri”.

Ia mempertanyakan “kegilaan” yang melanda para pemimpin dan pengambil kebijakan global, yang terus membebaskan Israel dari segala tuduhan.

Padahal, menurutnya, Israel telah melakukan semua bentuk kejahatan perang di Gaza, menjalankan kampanye pembersihan etnis di Tepi Barat, menyerang Iran tanpa bukti yang sah, mengebom warga sipil di Lebanon dan Beirut, serta menduduki dan mengacaukan sebagian wilayah Suriah.

Jones menyoroti betapa masih banyak pihak yang mendukung agresi militer, meski mereka adalah orang-orang yang dulu juga “bertepuk tangan” atas intervensi berdarah di Irak, Libya, dan Afghanistan.

Ia menilai mereka seolah tak pernah belajar dari kesalahan sendiri. “Setelah semua kehancuran itu, mereka masih mendesak pertumpahan darah lebih lanjut,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa perang-perang yang dipicu oleh negara-negara Barat pasca serangan 11 September 2001 telah merenggut lebih dari 4,5 juta nyawa.

Namun, tidak satu pun dari para pendukung perang tersebut yang dimintai pertanggungjawaban.

Irak, Iran dan nuklir

Dalam artikelnya, Jones juga menyentil jurnalis veteran Andrew Neil yang selama ini dikenal mendukung invasi ke Irak.

Neil, kata Jones, pernah menyatakan bahwa rumah sakit dan sekolah di pinggiran Baghdad menyembunyikan fasilitas senjata kimia—klaim yang terbukti palsu, namun baru setelah invasi telanjur dilakukan.

Kini, retorika serupa mulai diarahkan ke Iran, dengan tuduhan bahwa Teheran tengah mengembangkan senjata nuklir. Padahal, menurut laporan intelijen Amerika Serikat (AS) sendiri, klaim itu tidak berdasar.

Di sisi lain, Israel—yang diyakini memiliki gudang senjata nuklir terbesar di kawasan—tidak pernah menandatangani Traktat Nonproliferasi Nuklir (NPT) dan menolak inspeksi dari Badan Energi Atom Internasional.

Israel adalah sumber terorisme

Jones juga menyoroti standar ganda Barat dalam mendefinisikan terorisme. Baginya, terorisme kini semata-mata berarti segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh musuh Barat.

“Israel menyebut tewasnya 24 warga negara mereka sebagai bukti kejahatan rezim Iran. Tapi dalam satu serangan terhadap warga Gaza yang tengah mengantre bantuan, Israel membunuh dua kali lebih banyak,” tulisnya.

Ia juga menyoroti laporan terbaru yang menunjukkan bahwa setiap kematian warga Israel mendapat liputan media 33 kali lebih banyak dibanding satu kematian warga Palestina—dengan merujuk pada analisis atas liputan BBC terhadap perang di Gaza.

Walau menegaskan bahwa Iran tetap tidak dibenarkan menyasar warga sipil, Jones mengutip pernyataan Kenneth Roth, mantan Direktur Eksekutif Human Rights Watch, yang menyebut bahwa Israel memang kerap mencampuradukkan lokasi militer dengan sipil, sehingga menyulitkan pemilihan target serangan.

Mengakhiri tulisannya, Jones memperingatkan bahwa kegagalan dunia dalam meminta pertanggungjawaban para politisi dan pendukung perang akan membawa semua pihak menuju kehancuran.

Ia menyerukan evaluasi jujur terhadap siapa sebenarnya yang telah menyebabkan ketidakstabilan kronis di Timur Tengah.

“Jika pelajaran dari Irak dan Afghanistan tak jua dipetik, kita hanya akan menyaksikan babak baru dari kekeliruan yang sama—kali ini dengan Iran sebagai panggungnya,” pungkas Jones.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular