Pemerintah Qatar pada Ahad (28/4/2025) menyerukan tindakan segera dari komunitas internasional untuk memaksa Israel membuka akses masuk bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang masih diblokade. Seruan ini disampaikan di tengah memburuknya kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut akibat perang yang berlangsung sejak Oktober 2023.
“Qatar menolak penggunaan kelaparan dan bantuan kemanusiaan sebagai senjata terhadap rakyat Palestina di Gaza,” ujar Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, di Doha, lansir MEMO.
Ia menegaskan bahwa Qatar bersama mitra-mitranya terus berupaya untuk mengakhiri perang di Gaza. “Upaya bersama dengan negara-negara sekutu harus dilakukan guna memaksa Israel membuka akses masuk bantuan kemanusiaan,” kata Al Thani.
Menteri Luar Negeri Qatar juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas runtuhnya kesepakatan gencatan senjata di Gaza serta dilanjutkannya kembali serangan militer Israel yang mengakibatkan jatuhnya lebih banyak korban jiwa dan memperparah penderitaan lebih dari dua juta warga Palestina.
Sejak Oktober 2023, lebih dari 52.200 warga Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel di Gaza. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait serangannya ke wilayah tersebut.