Tuesday, January 14, 2025
HomeBeritaQatar serahkan draft terakhir gencatan senjata untuk akhiri genosida Gaza

Qatar serahkan draft terakhir gencatan senjata untuk akhiri genosida Gaza

Qatar telah menyerahkan draf akhir kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan tahanan yang bertujuan mengakhiri perang di Gaza, demikian disampaikan seorang pejabat yang mengetahui jalannya negosiasi kepada Reuters pada Senin.

Terobosan penting ini tercapai di Doha setelah tengah malam, setelah serangkaian pembicaraan antara kepala intelijen Israel, utusan Timur Tengah Presiden terpilih Donald Trump, dan Perdana Menteri Qatar, ungkap pejabat tersebut.

Pada Minggu lalu, Presiden AS Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk segera menyetujui gencatan senjata di Gaza. Gedung Putih mengungkapkan bahwa kedua pemimpin itu membahas negosiasi di Doha yang didasarkan pada usulan yang diajukan Biden pada bulan Mei. Biden juga menekankan pentingnya mengembalikan para sandera dan meningkatkan bantuan kemanusiaan untuk Gaza.

Pembicaraan ini menjadi yang pertama sejak Oktober 2024 dan berlangsung ketika Biden berusaha mencapai kesepakatan guna menghentikan perang sebelum Presiden terpilih Trump dilantik pada 20 Januari mendatang.

Negosiasi, yang dimediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar selama setahun terakhir, sempat mengalami kebuntuan beberapa kali meskipun sudah dekat dengan kesepakatan. Namun, dalam beberapa hari terakhir, pejabat AS optimistis bahwa kesepakatan bisa tercapai.

Putaran negosiasi terakhir berlangsung di Doha, dihadiri oleh Kepala Mossad Israel, David Barnea, serta penasihat utama Biden untuk Timur Tengah, Brett McGurk. Kehadiran Barnea, yang dikonfirmasi oleh kantor Netanyahu, menunjukkan bahwa pejabat-pejabat tinggi Israel kini ikut terlibat langsung dalam pembicaraan tersebut.

McGurk saat ini sedang menyelesaikan rincian akhir dari teks kesepakatan yang akan diajukan kepada kedua belah pihak. Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Biden, mengatakan kepada CNN bahwa meskipun mereka sangat dekat dengan kesepakatan, belum ada jaminan bahwa kesepakatan akan tercapai sebelum pelantikan Trump.

“Kami sudah sangat dekat,” ujar Sullivan. “Namun, meskipun dekat, itu masih berarti kami belum sampai di garis finish, karena sampai kesepakatan itu benar-benar tercapai, semuanya masih bisa berubah.”

Sementara itu, serangan udara Israel terus berlangsung, terutama di bagian utara Gaza, yang telah terkepung selama lebih dari 100 hari. Kantor Media Pemerintah Gaza mengungkapkan pada Minggu bahwa setidaknya 5.000 orang telah tewas atau hilang akibat serangan tersebut.

Menurut PBB, lebih dari 46.000 orang Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah kehilangan nyawa dalam serangan Israel, sementara lebih dari 90 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular