Militer Israel pada Rabu mulai menarik Brigade Givati dari Gaza setelah mengalami kerugian besar dalam serangan darat terhadap faksi-faksi Perlawanan Palestina sejak 27 Oktober 2023, demikian dilaporkan Anadolu Agency.
“Pasukan Tim Tempur Brigade Givati, yang berada di bawah komando Divisi 162, tengah mempersiapkan misi berikutnya setelah berbulan-bulan pertempuran di wilayah Jabalia, Gaza utara,” ujar pernyataan militer.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa Brigade Givati kehilangan 86 tentara dan komandan selama operasi di wilayah tersebut.
Video yang dirilis oleh militer menunjukkan pasukan dan peralatan Brigade yang mundur menuju sisi perbatasan Israel.
Menurut data resmi, Israel mencatat 841 korban jiwa di kalangan tentara sejak dimulainya serangan besar-besaran ke Gaza pada 7 Oktober 2023. Dari jumlah itu, 405 tentara tewas selama invasi darat.
Kerugian ini datang di tengah tuduhan bahwa militer Israel meremehkan jumlah korban yang sebenarnya di Gaza.
Pernyataan ini juga bertepatan dengan dimulainya kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan AS. Kesepakatan yang dimulai pada hari Minggu ini terdiri dari tiga tahap, dengan fase pertama berlangsung selama 42 hari, sementara perundingan untuk fase kedua dan ketiga diharapkan akan segera dimulai.
Serangan Israel telah menewaskan hampir 47.700 orang, melukai 111.166 lainnya, dan menyebabkan 11.000 orang hilang, dengan kehancuran luas yang menciptakan krisis kemanusiaan parah, merenggut nyawa banyak anak-anak dan lansia dalam salah satu bencana kemanusiaan terbesar di dunia.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada November lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi tuntutan genosida di Pengadilan Internasional (ICJ) terkait tindakannya di Gaza.