Sebanyak 44 lembaga dan institusi Islam terkemuka di Inggris, termasuk sejumlah masjid besar, menyerukan kepada Perdana Menteri Keir Starmer agar segera menghentikan penjualan senjata ke Israel serta memberikan pengakuan resmi terhadap Negara Palestina.
Seruan itu disampaikan dalam sebuah surat terbuka yang dirilis pada Jumat (23/5), ditujukan langsung kepada Starmer.
Surat tersebut ditandatangani oleh berbagai institusi seperti Masjid London Timur, Masjid Pusat Birmingham, Masjid Finsbury Park, serta Pusat Islam Regent’s Park.
Dalam isi surat, para penandatangan menyuarakan kecaman atas kegagalan pemerintah Inggris dalam mencegah bencana kelaparan dan penderitaan yang terus dialami warga sipil di Jalur Gaza.
“Selama lebih dari 18 bulan, kami menyaksikan penderitaan dan kehancuran yang tak tertahankan di Gaza. Jelas bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang terhadap penduduk sipil yang tidak bersenjata, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional,” tulis mereka.
Surat itu menuntut pemerintah Inggris mengambil langkah nyata melalui empat butir kebijakan.
Yakni, penghentian segera tembakan di Gaza, pembebasan para tahanan, pencabutan blokade terhadap wilayah tersebut, dan pengakuan resmi terhadap Negara Palestina.
Selain itu, mereka mendesak agar penjualan senjata ke Israel dihentikan secara total.
Para tokoh Muslim Inggris itu memperingatkan bahwa sikap diam pemerintah terhadap tindakan Israel bisa melemahkan komitmen Inggris terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.
Mereka menilai, tidak adanya intervensi diplomatik maupun kemanusiaan yang berarti serta terus berlanjutnya dukungan logistik kepada Israel bertentangan dengan janji Inggris untuk menjunjung keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan.
Lebih jauh, surat itu menekankan bahwa solusi dua negara harus didasarkan pada prinsip keadilan, dan meminta pemerintah bergerak sesuai dengan resolusi PBB serta konsensus internasional.
Gelombang protes di London
Pada hari yang sama, ribuan demonstran pro-Palestina memadati kawasan Downing Street di pusat kota London, tepat di depan kantor Perdana Menteri, guna menuntut dihentikannya dukungan militer kepada Israel.
Aksi ini juga menyuarakan kemarahan terhadap Keir Starmer dan Menteri Luar Negeri David Lammy yang dianggap bertanggung jawab atas keterlibatan Inggris dalam kejahatan yang terjadi di Gaza.
Dengan meneriakkan slogan “Starmer, Lammy, kalian tak bisa bersembunyi. Kami akan tuntut kalian atas kejahatan genosida”, para demonstran menuding Inggris ikut berperan dalam krisis kemanusiaan melalui dukungan senjata kepada Israel.
Mereka juga memprotes kebijakan Israel yang selama lebih dari sebelas pekan terakhir menutup akses masuk bantuan kemanusiaan ke Gaza, membuat sekitar 2,4 juta warga menghadapi kelaparan akut.
Sejak 2 Maret 2024, Israel diketahui telah memberlakukan blokade penuh terhadap bantuan yang menumpuk di perbatasan, menyebabkan krisis kelaparan yang telah merenggut banyak korban jiwa, termasuk anak-anak.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel — dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat (AS)— menjalankan operasi militer besar-besaran di Gaza yang oleh banyak pihak digambarkan sebagai bentuk genosida.
Serangan ini telah menewaskan dan melukai lebih dari 175.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang, sementara ratusan ribu lainnya terpaksa mengungsi.