Sunday, May 25, 2025
HomeBeritaSerangan udara Israel tewaskan 9 anak dari keluarga dokter di Khan Younis

Serangan udara Israel tewaskan 9 anak dari keluarga dokter di Khan Younis

Pasukan Israel membunuh sembilan anak dalam serangan udara di rumah mereka di Khan Younis, Gaza, kemarin. Militer Israel mengklaim menargetkan “tersangka” yang berada dekat dengan pasukannya di wilayah yang disebut “zona pertempuran.”

Namun, para “tersangka” tersebut bukanlah pejuang, melainkan anak-anak — putra dan putri dari dua dokter, lansir Quds Network pada Sabtu (24/5).

Dr. Alaa Al-Najjar, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Nasser, kehilangan sembilan dari sepuluh anaknya akibat serangan tersebut. Suaminya, Dr. Hamdi Al-Najjar, saat ini dalam kondisi kritis. Hanya anak bungsu mereka, Adam, yang selamat meski mengalami luka.

Anak-anak yang tewas adalah Yahya, Rakan, Raslan, Gubran, Eve, Revan, Sidin, Luqman, dan Sidra.

Militer Israel menyatakan telah memberikan peringatan kepada warga sipil untuk mengungsi dari Khan Younis sebelum melancarkan serangan. Namun, keluarga Al-Najjar sempat kembali ke rumah mereka untuk waktu singkat. Beberapa menit kemudian, serangan drone menewaskan hampir seluruh anggota keluarga tersebut.

Israel terus menyerang berbagai wilayah di Gaza, termasuk yang disebut sebagai zona aman seperti Al-Mawasi.

Militer Israel mengklaim tengah “menyelidiki” apakah warga sipil yang menjadi korban. Namun, mereka menyebut anak-anak yang tewas dalam serangan tersebut sebagai “tersangka.”

Selama ini, tenaga medis di Gaza menjadi sasaran serangan Israel. Kini, keluarga para tenaga medis juga menjadi korban.

Sejak 7 Oktober 2023, sebanyak 1.402 tenaga medis tewas di Gaza. Sebanyak 362 lainnya diculik, termasuk tiga yang meninggal dunia akibat penyiksaan dalam tahanan Israel. Setidaknya 34 rumah sakit telah hancur, rusak, atau tidak bisa beroperasi. Selain itu, 80 klinik ditutup, 142 ambulans diserang, dan 15 pusat pertahanan sipil dibom.

Sistem kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran. Israel terus memblokir masuknya tim medis internasional. Persediaan bahan bakar, obat-obatan, dan peralatan hampir habis. Para dokter bekerja dalam tekanan luar biasa dengan sedikit pasokan dan rasa takut yang terus-menerus.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular