Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, pada Senin (11/11), mengungkapkan bahwa pemilihan Donald Trump membuka peluang bagi Israel untuk menganeksasi Tepi Barat yang diduduki.
Ia juga telah memerintahkan kementeriannya untuk mempersiapkan langkah tersebut.
Dalam konferensi pers sebelum pertemuan dengan Partai Zionisme Agama di Knesset, Smotrich menyatakan bahwa “saatnya telah tiba untuk menerapkan kedaulatan Israel atas pemukiman-pemukiman di Yudea dan Samaria” — sebutan Alkitabiah yang digunakan sebagian orang Israel untuk merujuk pada Tepi Barat yang diduduki.
Smotrich, yang juga merupakan pemimpin Partai Zionisme Agama yang berhaluan kanan jauh, memiliki peran penting di Kementerian Pertahanan Israel.
Berdasarkan kesepakatan dengan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Februari 2023, ia berwenang dalam urusan administrasi sipil dan koordinasi kegiatan pemerintah di wilayah-wilayah yang diduduki, termasuk pengawasan pemukiman-pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
“Pada 2025, Tepi Barat akan menjadi tahun kedaulatan,” ujar Smotrich.
Ia menginstruksikan Kementerian Pertahanan dan Administrasi Sipil untuk memulai persiapan infrastruktur yang diperlukan guna menerapkan kedaulatan tersebut.
Pada akhir Oktober, Smotrich juga mengungkapkan pandangannya mengenai aneksasi Tepi Barat dan Gaza oleh Israel.
Ia menegaskan bahwa hal ini bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa negara Palestina tidak akan pernah terwujud. Ia menambahkan bahwa rakyat Palestina hanya akan diberi otonomi terbatas yang tidak memiliki ciri khas nasional.
Saat ini, lebih dari 500.000 pemukim Israel tinggal di Tepi Barat, sementara sekitar 3,3 juta orang Palestina juga mendiami wilayah tersebut.
Masyarakat internasional menganggap pemukiman Israel di wilayah ini ilegal, bertentangan dengan Pasal 49 Konvensi Jenewa Keempat dan beberapa resolusi PBB lainnya.
Smotrich memuji masa jabatan pertama Presiden Trump yang menurutnya membawa banyak perkembangan positif bagi Israel, termasuk pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, pengakuan terhadap Golan yang dianeksasi sebagai wilayah Israel, serta pernyataan pemerintah Trump yang menyebutkan bahwa pemukiman-pemukiman Israel di Tepi Barat tidak bertentangan dengan hukum internasional.
Smotrich juga mengkritik pemerintahan Presiden Joe Biden yang dinilai tidak mendukungnya dan ikut campur dalam demokrasi Israel.
“Saya yakin Presiden Trump, yang menunjukkan keberanian dan tekad dalam mengambil keputusan pada masa jabatan pertama, akan mendukung langkah ini,” ujar Smotrich.
Sebagai seorang nasionalis kanan jauh, Smotrich menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk menghilangkan ancaman negara Palestina adalah dengan menerapkan kedaulatan Israel atas semua pemukiman di Yudea dan Samaria.
Ia menambahkan, “Para Nazi baru harus membayar harga atas wilayah yang akan diambil dari mereka selamanya, baik di Gaza maupun di Yudea dan Samaria,” yang diperkirakan merujuk pada kelompok Hamas.
Pernyataan Smotrich ini menambah ketegangan di wilayah yang sudah lama dilanda konflik, sementara banyak pihak di dunia internasional mengecam langkah-langkah Israel yang dianggap semakin memperburuk situasi di Tepi Barat dan Gaza.