Surat kabar The New York Times mengutip pejabat keamanan Israel yang mengatakan bahwa militer memiliki informasi tentang keberadaan tahanan Israel di lokasi yang kemudian ditemukan jenazah 6 orang di sana pada Agustus lalu di Gaza selatan.
Menurut para pejabat tersebut, meskipun ada keputusan untuk menghentikan operasi militer di lokasi itu demi menghindari risiko terhadap nyawa para tawanan, militer Israel kembali melanjutkan operasinya untuk mencari Yahya Sinwar, Ketua Biro Politik Hamas.
Surat kabar Amerika itu mengungkap, berdasarkan sumbernya, bahwa keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa menemukan Sinwar lebih penting dibandingkan menyelamatkan nyawa para tahanan.
Sementara itu, Haaretz melaporkan bahwa investigasi yang dilakukan oleh The New York Times menunjukkan bahwa peta militer Israel mengonfirmasi bahwa lokasi terbunuhnya 6 tahanan oleh tentara Israel pada Agustus lalu termasuk dalam zona operasi terbatas.
Pada Sabtu ini, Haaretz menyebut bahwa dari total 251 tawanan Israel di Gaza, sebanyak 41 orang telah terbunuh, sebagian akibat operasi militer Israel.
“Ketika militer Israel merilis hasil penyelidikannya tentang kematian enam tawanan tersebut, mereka mengklaim tidak mengetahui keberadaan para tahanan di lokasi tersebut,” kata surat kabar itu.
Namun, investigasi lebih lanjut menunjukkan bahwa tentara Israel sebenarnya mengetahui risiko yang mengancam para tahanan saat melaksanakan operasi militer di wilayah tempat mereka terbunuh.
Menurut laporan, 6 tahanan Israel yang terbunuh adalah Hirsh Goldberg-Polin, Uri Danino, Eden Yerushalmi, Alex Lobanov, Carmel Gat, dan Almog Sarusi, seperti yang dikutip oleh Anadolu Agency.
Lebih lanjut, Haaretz menyoroti bahwa meskipun ada keputusan untuk menghentikan aktivitas militer di Khan Younis demi melindungi nyawa tahanan. Operasi tersebut hanya dihentikan selama sehari.
Setelah itu, militer Israel memutuskan untuk melanjutkan serangannya guna menemukan Sinwar.
Sumber keamanan Israel mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil karena menemukan Sinwar dianggap lebih penting dibandingkan menyelamatkan nyawa para tawanan Israel.
Temuan ini sejalan dengan hasil investigasi yang dilakukan oleh tentara Israel terkait insiden tersebut. Kelompok keluarga tahanan dianggap sebagai “bukti baru” bahwa tekanan militer Israel berkontribusi terhadap kematian kerabat mereka.
Pada 31 Agustus lalu, pasukan pendudukan Israel mengumumkan bahwa mereka menemukan 6 jenazah tahanan di dalam sebuah terowongan.
“Operasi militer di lapangan berkontribusi secara tidak langsung terhadap keputusan para pejuang Palestina untuk membunuh enam tawanan tersebut,” kata Militer Israel dalam pernyataannya.
Berdasarkan hasil otopsi, diperkirakan bahwa keenam tawanan tersebut meninggal pada 29 Agustus. Yaitu saat operasi militer Israel berlangsung di area tersebut.
Temuan ini bertentangan dengan klaim Perdana Menteri, Israel Benjamin Netanyahu dan beberapa pejabat pemerintahnya yang sebelumnya menyatakan bahwa tekanan militer adalah “cara terbaik” untuk mengembalikan tahanan Israel dari Gaza.