parlemen

Bangga! Pengungsi Muslimah Afghanistan Berhasil Menangkan Kursi Parlemen di Australia

GAZAMEDIA, CANBERRA – Pengungsi Muslim Afghanistan, Fatima Payman memenangkan kursi di Senat meawkili Partai Buruh Australia Barat, dan menjadikannya wanita Muslim berjilbab pertama di Parlemen Australia.

Payman adalah anggota parlemen wanita termuda ketiga dalam sejarah Australia (pada usia 27 tahun), mengungkapkan kebahagiaan dan kebanggaannya bahwa kursi keenamnya di Senat bertepatan dengan Hari Pengungsi Sedunia.

Payman berkata: “Dia prihatin dengan sterotip berjilbab di Parlemen dan masyarakat, dan melalui posisinya dia ingin membuktikan kepada khalayak bahwa dia orang Australia seperti mereka, menggunakan jilbab bagi wanita muslimah tidaklah menjadi penghalang dan sebab untuk disalahkan.”

“Ini bukan hanya memerangi Islamofobia di media, tetapi untuk menginspirasi gadis-gadis yang ingin mengenakan jilbab, saya ingin mereka melakukannya dengan bangga dan percaya diri, mereka berhak melakukannya,” ungkap Payman dilansir dari Al-Jazeera.

“Saya satu-satunya orang yang berjilbab di antara hampir 200 anggota parlemen lainnya, dan saya memiliki hak untuk menyuarakannya.” Pungkas Payman[ml/ofr]

Parlemen Arab Kembali Tegaskan Penolakan Terhadap Kejahatan Israel

GAZA MEDIA, AMMAN – Parlemen Arab kemabli menegaskan penolakan dan kecamannya terhadap pelanggaran berbahaya Israel, dan kejahatannya yang terus berlanjut kepada bangsa Palestina.

Hal itu disampaikan dalam sidang ke 2 di Majlis Umat yang digelar di ibukota Yordania, Amman, dipimpin ketua parlemen Adil bin Abdul Rahmah al-Asumi, seperti dikutip dari Palinfo, Jum’at (24/12).

Al-Asumi mengencam pelanggaran Israel terencana, yang mengabaikan hukum internasional dan resolusi PBB, lewat kebijakan permukiman, penggusuran dan pengusiran paksa yang dilakukannya di kota Al-Quds terjajah.

Ketua Parlemen mengapresiasi langkah yang diambil Raja Yordania Abdullah al-Thani dalam mendukung persoalan Palestina, dan membela tempat suci keagamaan, utamanya Masjidil Aqsha Mubarak, yang berada dalam kewenangan Yordania atas tempat suci Islam dan Kristen di kota Al-Quds terjajah.

Agenda sidang antara lain membahas perkembangan sejumlah persoalan di kawasan Arab, dan peran parlemen Arab dalam mendukung dan menopangnya di segenap forum parlemen dan forum internasional.

Di tengah masifnya sejumlah rezim Arab melakukan normalisasi dan perdamaian dengan penjajah Israel, parlemen Arab diharapkan mampu menyuarakan kepentingan rakyat dan dukungan mereka terhadap perjuangan Palestina hingga meraih kemerdekaan dan kedaulatan dengan ibukota Al-Quds.[]