save palestina

Gencarkan Proyek Yudaisasi, Israel akan Bangun lift “Al-Buraq” di Al-Quds

GAZAMEDIA, PALESTINA – Sejumlah perusahaan asal Israel telah memulai pekerjaan konstruksi skala besar di area luas untuk mengimplementasikan proyek Yudaisasi “Al-Buraq Elevator”. Dipastikan proyek ini selain memakan anggaran yang sangat besar juga akan mengancam eksistensi warga Palestina.

Pihak Israel telah menyetujui rencana untuk mengintensifkan kehadiran etnis Yahudi di Al-Buraq Square, sebelah barat Masjid Al-Aqsa yang diberkati, dan untuk memfasilitasi serbuan berskala besar pemukim ilegal ke dalam masjid yang merupakan kiblat pertama umat muslim.

Proyek Yudaisasi meliputi pembangunan dua lift vertikal yang berdekatan di jantung As-Sakhra, dengan ketinggian 26 meter, dan pembangunan terowongan bawah tanah dengan panjang 70 meter.

Al-Buraq Square adalah bagian integral dari Masjid Al-Aqsa, ia adalah landmark paling terkenal dari kota Al-Quds yang saat ini dikuasai oleh Israel setelah menjajah kota tersebut sejak tahun 1967. Beberapa lembaga Israel dan asosiasi pemukiman bekerja untuk sepenuhnya menjadi Yahudi dan memalsukan identitas keislamannya. [AYA/FKR/CKY]

Jubir Inggris: Penjajahan Israel terhadap Palestina harus Diakhir

GAZAMEDIA, PALESTINA – Penjajahan yang dilakukan oleh Israel terhadap bangsa Palestina masih terus berlangsung disejumlah wilayah khusunsya di kawasan Tepi Barat. Padahal, kecaman demi kecaman dari berbagai belahan negara tak membuat rezim Zionis Israel menghentikan penindasan terhadap jutaan warga Palestina.

Ditengah konflik Ukraina versus Rusia, Juru Bicara Pemerintah Inggris untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, Rosie Dyas medesak Israel untuk menghentikan segala bentuk penindasan serta penggusuran paksa dan pembongkaran rumah di lingkungan Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, Negara Palestina. Masyarakat di wilayah itu disebut telah hidup di bawah ancaman otoritas pendudukan Israel setiap hari.

“Selama beberapa dekade, keluarga Palestina di Sheikh Jarrah telah hidup dengan ancaman penggusuran. Inggris terus mendesak Pemerintah Israel untuk menghentikan kebijakan pengusiran dan pembongkaran di Yerusalem Timur,” kata  Rosie Dyas, Selasa (8/3) kemarin saat bertemu sejumlah keluarga Palestina di Kota Ramallah.

Menurutnya, pemrintah Inggris melalui dirinya telah mendengar tentang trauma yang disebutnya tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat diterima. Terutama atas semua yang warga hadapi karena ancaman penggusuran, meskipun telah tinggal di rumah mereka selama beberapa dekade.

Lingkungan tersebut telah menjadi tempat protes besar-besaran terhadap pemukim-kolonialisme Israel di wilayah-wilayah pendudukan. Protes terus terjadi sejak otoritas pendudukan penjajah Israel memutuskan secara paksa mengusir puluhan keluarga dari rumah mereka demi kelompok pemukim kolonial.

Palestina menyatakan, keputusan otoritas pendudukan Israel demi kelompok pemukim bermotivasi politik. Warga menilai pengusiran ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Israel untuk membersihkan etnis Palestina di Yerusalem.

Sejak pendudukan Yerusalem oleh Israel pada Juni 1967, organisasi kolonial pemukim Israel, termasuk Elad dan Ateret Cohanim, telah mengeklaim kepemilikan properti Palestina di Yerusalem. Didukung oleh penjajah Israel, kehakiman dan layanan keamanan, organisasi-organisasi ini telah bekerja untuk merebut kendali atas properti Palestina dan mengubahnya menjadi pos-pos kolonial. [OL/CKY]

 

Komite Jurnalis Palestina: Sepanjang 2022, 8 Jurnalis Wanita di Palestina Mendapatkan Persekusi dari Israel

GAZAMEDIA, RAMALLAH – Komite Pendukung Jurnalis mencatat sejak awal tahun 2022 sebanyak delapan perempuan pekerja media yang melakukan tugas peliputan di wilayah Tepi Barat, Palestina mengalami persekusi dari pihak otoritas Zionis Israel.

Tercatat persekusi yang dialami para pekerja media itu diantaranya kasus pemukulan dengan cara diseret, dihina, diludahi, diancam, didorong, dijadikan sasaran bom kejut, gas beracun, semprotan gas merica, peluru logam, dan digunakan sebagai perisai manusia.

Langka persekusi ini untuk mencegah para awak media agar menutupi serangan “Israel” terhadap warga Palestina yang sebagian besar terkonsentrasi di Al-Quds terjajah dan Negev.

Dalam sebuah pernyataan pada kesempatan Hari Perempuan Internasional, Selasa (8/3), komite menganggap bahwa ini adalah pelanggaran yang nyata terhadap kebebasan pers, sikap serius dari semua lembaga dan organisasi perempuan dan hak asasi manusia diperlukan untuk menghentikan ketidakadilan ini.

Ia menegaskan bahwa jurnalis wanita Palestina memainkan peran utama selama tahun-tahun konflik dengan Israel karena ia menggunakan kamera dan penanya untuk mengungkap kejahatan Israel meski Israel menargetkan dirinya.

Ia mengatakan bahwa jurnalis perempuan Palestina hidup dalam kondisi yang sulit, sebagai akibat dari praktik agresif yang berkelanjutan dari penjajah Israel yang diwakili dalam penyerangan, penargetan, penangkapan dan penahanan, dan menggunakannya sebagai tameng manusia saat meliput dan mendokumentasikan kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina.

“Kami mengonfirmasi bahwa Komite Dukungan Jurnalis terus mendukung profesional media wanita, dan mencatat secara langsung semua serangan dan pelanggaran yang mereka alami,” katanya.

Ia menunjukkan bahwa kesempatan ini datang untuk menegaskan kebebasan perempuan pada umumnya dan jurnalis pada khususnya, terlepas dari kekesalan Israel, mereka terus melanjutkan serangan tiap hari terhadap jurnalis, baik pada Hari Perempuan Internasional atau penangkapan atau penargetan lainnya dalam liputan mereka.

“Maka ini adalah pesan tantangan kepada masyarakat dan lembaga Internasional, mengingat bahwa Israel di balik segalanya, ” Imbuhnya. [AYS/FKR/CKY]

Pasukan Israel Serbu Kota Al-Saila, Pejuang Palestina Lakukan Perlawanan

GAZAMEDIA, JENIN – Bentrokan kembali pecah antara pemuda Palestina dan pasukan zionis Israel di kota Al-Saila Al-Harithiya, barat Jenin, Senin (7/3) malam waktu setempat, lebih dari 40 petugas patroli Israel dikawal oleh pasukan khusus dan buldoser militer menyerbu.

Pasukan Israel menyerbu kota dari semua sisi, menutup pintu masuk, menyebar di atap rumah dan memasang tim penembak jitu, aksi tersebut dalam rangka implementasi keputusan untuk menghancurkan rumah tahanan yang dituduh melakukan “Homish” Operasi pemukiman yang dilakukan oleh Brigade Al-Quds, ini mengakibatkan pembunuhan satu pemukim ilegal dan melukai yang lain.

Sumber-sumber lokal mengkonfirmasi kepada Gaza Media Agency bahwa para pejuang menembaki ke arah tentara Israel. Brigade Jenin, yang berafiliasi dengan Saraya Al-Quds mengumumkan sekelompok pejuangnya menyerang tentara Israel dan bentrok dengan mereka.

Ia menjelaskan, jika pihak Israel masih berkeliaran di kawasan tersebut.

Sementara itu, Saluran 14 Israel melaporkan bahwa dua tentara terluka ringan, setelah sebuah kendaraan Palestina menabrak mereka, di sebelah barat Jenin, dan dinyatakan bahwa pengemudinya telah ditangkap.

Menurut saluran tersebut, pengemudi dibawa untuk penyelidikan guna mengetahui latar belakang kecelakaan tersebut.

Ia menyatakan bahwa tentara sedang menyelidiki latar belakang kecelakaan tersebut, apakah itu kecelakaan lalu lintas atau upaya penabrakan yang disengaja.

Israel Tembak Seorang Dokter dan Jurnalis di Tepi Barat

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Serdadu Israel kembali mengumbar tembakan saat menghalau aksi warga Palestina di Kota Beid Dalam, Nablus Tepi Barat, Jum’at (28/1) siang.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, aksi bar-bar para serdadu itu mengakibatkan seorang dokter, jurnalis dan 11 warga sipil Palestina lainya mengalami luka tembak.

Tercatat seorang dokter sukarelawan yang terkena peluru tentara Israel yakni Imad Abu Jaish yang terkena peluru karet di tangannya saat merawat korban luka.

Sementara itu, Nasser Shtayyeh yang berprofesi sebagai jurnalis juga tak luput dari aksi anarkis para serdadu Zionis Israel. Ia pun mengalami luka tembak di bahu dengan peluru karet saat menjalankan tugas peliputan saat terjadinya bentrokan antara pemuda Palestina dan aparat keamanan Israel di Kafr Qaddoum, timur Qalqilya.

Beruntung Nasser hanya mengalami luka sedang, Ia pun langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Tak hanya itu, sejumlah warga Palestina juga mengalami sesak nafas akibat tabung gas air mata yang ditembakkan dalam bentrokan hebat yang meletus di kota Beita, selatan Nablus. []

Desa Khan al-Ahmar di Kota Tua Al Quds Terancam Digusur Israel

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Israel kembali mengancam akan melakukan penggusuran rumah-rumah warga Palestina. Kali ini yang menjadi target rezim zionis Israel yakni desa Khan al-Ahmar yang berada di sebelah timur kota tua Al-Quds, Palestina.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, Rabu (26/1).  Pihak otoritas Israel melalui saluran 12 milik Israel telah memberikan ultimatum dan akan melakukan penggusuran rumah-rumah penduduk Palestina.

“Rencananya adalah untuk menggusur desa Khan Al-Ahmar dan membangun kembali desa baru, tetapi di tempat yang berbeda, sekitar 300 meter dari lokasi asli desa tersebut.” kata laporan tersebut.

Sebelumnya pihak Israel telah melakukan percobaan penggusuran di lokasi tersebut pada tiga tahun silam. Perlu diketahui bahwa tercatat penduduk didesa tersebut yang terancam digusur berjumlah sekitar 200 orang dengan bangunan rumah yang terbuat dari panel kayu dan logam.

Tak hanya rumah penduduk, sebuah sekolah yang berdiri diatas lahan tersebut juga terancam digusur dengan dalih tidak memiliki izin.

Warga Palestina yang hidup bertahun-tahun di lokasi ini pun terus melakukan perlawanan dan menentang aksi penggusuran yang dilakukan oleh pihak Israel demi mempertahankan hak atas tanah mereka. []

Warga An-Naqab Gagalkan Undang-undang Wajib Militer dari Israel

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Perjuangan panjang warga An-Naqab, Tepi Barat, Palestina untuk menolak pemberlakukan undang-undang wajib militer akhirnya membuahkan hasil. Otoritas Israel tidak memberlakukan undang-undang tersebut bagi warga An-Naqab.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, Minggu (23/1) otoritas Israel gagal meloloskan undang-undang wajib militer khusus diterapkan bagi warga Palestina yang berada di dalam teritorial penjajahan, menyusul adanya perlawanan masif baru-baru ini yang dilakukan oleh ratusan warga An-Naqab, di Tepi Barat.

Rancangan resolusi yang diajukan oleh parlemen penjajah, Knesset dengan sepakat gagal untuk diputuskan, karena serangan pasukan penjajah Israel terhadap warga Palestina di An-Naqab berhadapan dengan konsekuensi yang lebih parah ke depannya.

Namun, beberapa koalisi pemerintah mengancam para deputi yang menolak keputusan tersebut dengan dijatuhkan sanksi hukuman, dan mendesak untuk mengajukan kembali undang-undang tersebut ke pemungutan suara dan mengesahkannya.

Perlu diketahui, otoritas penjajah Israel paksa warga Palestina yang berada di “teritorial jajahan” untuk ikut wajib militer ke dalam jajaran pasukan Israel, namun ditolak oleh banyak pihak, meskipun denda dan pembatasan hak dikenakan pada mereka.[]

Dituding Langgar HAM, Asosiasi Tahanan Palestina Dukung Aksi Boikot Pengadilan Israel

GAZAMEDIA, PALESTINA – Tudingan pelanggan Hak Asasi Manusia atau HAM oleh Otoritas Israel terhadap warga Palestina bukanlah hal baru.  Baru-baru ini seruan aksi boikot terhadap pengadilan Israel masif dilakukan oleh warga Palestina.

Asosiasi Nasional Tahanan Palestina di dalam penjara Israel misalnya, pada Jumat (21/1/) pagi kemarin waktu setempat mendukung keputusan tahanan administratif ‘pengadilan Israel’ untuk diboikot.

Para tahanan mengajak untuk menyuarakan perlawanan dan berkomitmen semua badan terkait untuk menindaklanjuti keputusan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, perwakilan Asosiasi Tawanan meminta semua warga Palestina, di mana pun berada, untuk bersatu mendukung gerakan tersebut dan bekerja sama luncurkan kampanye solidaritas yang masif.

“Kami mengajak semua lembaga hak asasi manusia dan hukum mengambil peran nyata mengaktifkan semua tindakan keji penjajah Israel untuk menghapus kebijakan penahanan administratif.” kata perwakilan tersebut.

Tercatat, 500 tahanan Palestina memboikot ‘pengadilan Israel’ selama lebih dari 20 hari menolak kebijakan penahanan administratif, di mana seseorang ditangkap tanpa tuduhan yang jelas dan diadili secara sepihak oleh militer Israel. Tindakan konyol tersebut sangat jelas melanggar hukum internasional.[]

Bentrokan di Nablus, 20 Pemuda Palestina Terluka

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Puluhan pemuda Palestina terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di kota Burqa, sebelah barat Nablus, Tepi Barat, Senin (17/1) malam waktu setempat.

Informasi yang dihimpun jurnalis GAZAMEDIA, seorang pemuda terluka setelah tentara penjajah menembaknya, sementara 19 orang lainnya tersungkur lemas akibat terkena serangan gas air mata yang ditembakan pihak kepolisian Israel.

Petugas medis Palestina segera mengambil tindakan dan melakukan evakuasi untuk melakukan pertolongan medis terhadap sejumlah korban yang terluka.

Kericuhan atau ‘konfrontasi ‘ pecah antara pemuda kota Beita, selatan Nablus, dan pasukan penjajah, setelah kendaraan pemukim illegal ‘Israel’ menyerbu kota yang dihuni warga Palestina.

Para pemuda itu menghancurkan kendaraan pemukim illegal yang tak lain warga Yahudi Israel dan mengepungnya, tetapi tentara penjajah turun tangan untuk menyelamatkannya, dan konfrontasi meletus setelah itu.

Sementara itu, pasukan Israel menangkap seorang pemuda, Musa Nasser, di depan Bab Al-Amoud di Al Quds (Yerusalem) terjajah, dan membawanya ke tujuan yang tidak diketahui. []

Mairav Zonszein Jurnalis Washington Post Seruhkan Zionis Angkat Kaki dari Palestina

GAZAMEDIA, PALESTINA – Seorang jurnalis perempuan berkebangsaan Israel-Amerika Serikat, Mairav Zonszein menyerukan agar penjajah Israel segera hengkang dari bumi Palestina.

Dalam artikel di Washington Post pada Kamis (6/1) kemarin, Zonszein menyebut pihak Israel memperlihatkan hal yang memalukan atas aksi brutalisme para penjajah zionis dibumi para nabi.

Menurutnya, kelakuan zionis Isreal pantas untuk dikutuk karena kampanye kekerasan dan kebencian sistematis yang diterapkannya terhadap bangsa Palestina sangat jelas. Seperti ketika Presiden “Israel”, Isaac Herzog, menghadiri Pesta Cahaya Lilin Desember 2021 lalu di kota Hebron,

Zonszein juga menyinggung perkataan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid ketika memperbaiki hubungan Israel dengan Partai Demokrat di Amerika Serikat serta pemerintah Uni Eropa lainnya, dalam upaya untuk meningkatkan citra politik Israel sebagai demokrasi liberal yang memainkan peran baru.

“Kami tidak menyatakan bahwa siapa pun yang tidak setuju dengan kami adalah anti-Semit dan pembenci bagi “Israel”. Dengan tegas Zonszein menyebutkan-semuanya omomg kosong- karena bukan seperti itu cara menangani hubungan luar negeri suatu negara.

“Pada bulan yang sama, setelah pernyataan tersebut, perusahaan es krim ternama Amerika “Ben & Jerry” memutuskan untuk tidak lagi produksi es krimnya ke wilayah pemukiman ilegal “Yahudi” di Palestina.” tutup Zonszein.