syahid

Pemukim Ilegal “Israel” Bunuh Seorang Petani Palestina di Salfit

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Seorang petani Palestina, Ali Harb syahid ditikam oleh seorang pemukim ilegal “Yahudi” di Iskaka Salfit, Tepi Barat, Selasa sore (21/6/2022) waktu setempat.

Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi, Harb tiba di rumah sakit dalam kondisi kritis akibat luka tusuk di sekujur tubuhnya.

Sementara itu, sumber media lokal membenarkan, pembunuh dengan sengaja menikam Harb secara langsung saat dia sedang melakukan aktivitas bertani di kebunnya. [ml/ofr]

Lagi, Tentara “Israel” Bunuh Seorang Pemuda Palestina di Qalqilya

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Pemuda Palestina bernama Nabil Ahmed Ghanem ditembak mati oleh pasukan penjajah saat mencoba melintasi tembok apartheid di kota Qalqilya, Ahad siang (19/6/2022)

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan Ghanem telah syahid sementara pasukan penjajah menghalangi ambulans untuk menyelamatkan jasadnya.

Patut dicatat bahwa tembok artheid didirikan “Israel” sejak tahun 2002 dengan tujuan mengisolasi kota dan mempersulit akses ekonomi rakyat Palestina. [ml/ofr]

Lagi, Tentara “Israel” Bunuh Seorang Pemuda Palestina di Kota Yabad Jenin

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Samih Amarneh seorang pemuda Palestina syahid pada Sabtu pagi ini (11/6/2022) setelah menjalani perawatan itensif luka serius yang dideritanya di Rumah Sakit Istishari Ramallab. Beberapa hari lalu tentara “Israel” menembakkan timah panas ke arahnya di Kota Ya’bad, Selatan Jenin.

Sumber media Palestina mengkonfirmasi bahwa Amarneh adalah tahanan yang baru dibebaskan. Dia terlibat konfrontasi dan berusaha halau kehadiran tentara penjajah yang hendak menteror tempatnya di Kota Ya’bad dengan dalih untuk menghancurkan rumah syahid Diaa Hamrasha beberapa minggu yang lalu. [ml/ofr]

Lagi, Tentara “Israel” Bunuh Seorang Remaja Palestina di Ramallah

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Seorang remaja Palestina, Odeh Muhammad (17 tahub) syahid setelah ditembak tentara “Israel” di Desa Medea Ramallah pada Kamis malam (2/6/2022).

Untuk diketahui Odeh adalah syahid Palestina keempat yang dibunuh tentara “Israel” dalam 24 jam terakhir.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan bahwa Odeh tiba di Rumah Sakit Pusat Palestina dengan luka tembak di dada. Para dokter telah berusaha menyelamatkan nyawanya tetapi ia tewas karena luka parah yang dialami.

Pada gilirannya, sumber media lokal mengkonfirmasi bahwa tentara penjajah menembak langsung ke arahnya dan dengan sengaja membunuhnya.

Sementara itu, Parlemen Arab mengutuk eksekusi lapangan “Israel” yang semakin brutal, menekankan bahwa hal itu akan membuat konflik kawasan menjadi lebih memanas. [ml/ofr]

Lagi, Tentara “Israel” Bunuh Seorang Pemuda Palestina di Jenin

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Seorang pemuda Palestina tewas dan 3 lainnya terluka akibat timah panas pasukan Zionist “Israel” yang menteror Kota Ya’bad sebelah Barat Kamp Jenin, Rabu malam waktu setempat (1/6/2022).

Wissam Bakr direktur Rumah Sakit Pemerintah Jenin mengatakan bahwa pemuda yang syahid adalah Bilal Awad Qabha (24 tahun).

“Qabha ditembak di bagian dada dan paha dengan peluru tajam. Dia tiba dalam kondisi sangat kritis di Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan kemudian wafat. Sedangkan 3 pemuda lainnya kini menjalani perawatan dengan kondisi luka cukup serius”. Tambah Bakr

Sementara itu saksi mata melaporkan 50 tentara penjajah menyerbu Kota Yabad dan menutup pintu masuk rumah keluarga syahid Diaa Hamarsha pejuang operasi “Bani Brak” yang menyebabkan 4 pemukim ilegal “Israel” mati di tempat.

Selain itu buldoser “Israel” dikerahkan untuk menghancurkan rumah warga Palestina yang ada di Kota Yabad.

Saksi mata menyatakan konfrontasi kekerasan pecah di seisi kota. Pemuda Palestina berusaha menghalau pasukan penjajah dengan batu dan bom molotov. Kelompok unit khusus dan penembak jitu “Israel” juga terlihat menyebar di atap rumah warga di daerah tersebut. [ml/ofr]

Catatan Hitam “Israel” Tahan Ratusan Jasad Syuhada Palestina Sejak 1967

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Asoiasi Tahanan Palestina melaporkan terhitung sejak tahun 1967,  228 jasad syuhada Palestina ditahan oleh “Israel”. Baru-baru ini jenazah Daoud Al-Zubaidi juga ditahan di rumah sakit “Rambam” di mana dirinya syahid setelah ditembak pasukan Zionist.

Hari ini 20 Mei 2018-2022 menandai peringatan tahanan syahid Aziz Owaisat dari Jabal Mukaber Al-Quds. Saat itu, Uwaisat disiksa secara brutal oleh sipir penjara “Nahshon Israel” yang menyebabkan dirinya terkena serangan jantung dan tewas saat dilarikan ke rumah sakit “Asaf Harofeh”.

Hasil laporan Asosiasi Tahanan Palestina yang diterima Gaza Media Agency menyebutkan, “Selain jasad syahid Owaisat, “Israel” juga menahan beberapa syuhada. Jasad terlama yang mereka tahan adalah Anis Doula sejak 1980, Aziz Owaisat pada 2018, Fares Baroud; Nassar Taqatqa; Bassam al-Sayeh; dan empat lainnya di sejak 2019, serta Saadi al-Gharabli dan Kamal Abu Waar sejak 2020, dan Sami al -Amour selama 2021, dan yang terakhir jasad Daoud al-Zubaidi pada 15 Mei 2022″.

Terdapat ratusan lebih jasad para syuhada yang syahid akibat penyakit dan luka yang mereka alami selama di penjara “Israel. Terakhir adalah Ihab Zaid al-Kilani dari Nablus. Tak lama setelah pembebasan dirinya, Zaid syahid setelah didiagnosa menderita kanker stadium lanjut.

Berikut kalkualsi catatan hitam “Israel”; sebanyak 76 jiwa tahanan syahid akibat pembunuhan berencana, 7 jiwa akibat hukuman tembak mati, 72 jiwa karena kelalaian medis, 73 jiwa alami penyiksaan dan meninggal saat di rumah sakit.

Kejahatan menahan mayat para syuhada adalah salah satu dari ribuan kejahatan paling kejam yang dilakukan “Israel” selama beberapa dekade terakhir. Namun, dengan pecahnya “Inthifadha” pada akhir tahun 2015 perlahan kebijakan keji tersebut berubah menjadi pendekatan dan keputusan politik yang pengaruhi kekeacauan di pihak internal “Israel”.

Asosiasi menambahkan, meskipun kejahatan ini terbukti melanggar semua hukum dan norma internasional atas “hukuman kolektif”, nyatanya “Israel” terus lakukan ter0risme tanpa pertimbangan apa pun seperti semua kejahatan yang terus terjadi hingga tesaat ini. [ml/ofr]

Seorang Pemuda Palestina Syahid Akibat Peluru Tajam Penjajah Israel

GAZA MEDIA, TEPI BARAT – Pemuda bernama Amir Atef Rayan (36 tahun), dari kota Qarawat Bani Hassan, ditembak mati oleh pasukan penjajah pada Jumat pagi (31/12), karena diduga mencoba lakukan serangan penusukan di Persimpangan Haris, sebelah Barat Salfit.

Sumber militer “Israel” mengklaim bahwa sebelum penembakan terjadi, pemuda itu tiba di persimpangan Getty Avishar, dekat pemukiman Ariel antara Nablus dan Salfit, membawa pisau mencoba tiikam seorang tentara penjajah di tempat tersebut”.

Laporan itu menambahkan Atef alami luka serius di bagian perut akibat peluru tajam pasukan penjajah sehingga ia syahid karena gagal mendapat peetolongan medis.[]

Mengenal Sosok Al Khansa, Ibunya Para Syuhada

Pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam hiduplah seorang shohabiyah yang jiwa raganya ia serahkan untuk berjuang di jalan Allah. Bahkan, seluruh anaknya berjumlah empat orang dia serahkan untuk Allah dan Nabinya.

Al Khansa adalah wanita Arab pertama yang pandai bersyair. Para sejarawan sepakat bahwa sejarah tak pernah mengenal wanita yang lebih pandai bersyair dari pada Al Khansa’, sebelum maupun sepeninggal dirinya. Konon dia bukanlah wanita yang pandai bersyair kecuali hanya bisa melantunkan dua atau tiga bait saja.

Al Khansa adalah julukan seorang wanita yang bernama Tumazhir binti ‘Amru bin Sulami. Lafazh Al Khansa’ (muannats) diambil dari kata kha-na-sa (Al Khanas), artinya hidung yang pipih, dan agak menungging ke atas. Jadi, Al Khansa’adalah julukan bagi wanita yang hidungnya seperti itu. [lihat: Wafayatul A’yan 6/34]

Namun di zaman jahiliyah, tatkala saudara kandungnya yang bernama Mu’awiyah bin Amru as -Sulami terbunuh, ia meratapi kematiannya dalam beberapa bait syair. Lalu menyusullah saudara seayahnya yang terbunuh pula, namanya Shakhr. Konon Al Khansa’ amat mencintai saudaranya yang satu ini, karena ia amat penyabar, penyantun, dan penuh perhatian terhadap keluarga. Kematiannya menyebabkan Al Khansa sangat terpukul, lalu muncullah bakat bersyairnya yang selama ini terpendam. Dan mulailah ia melantunkan bait demi baik meratapi kematian saudaranya. Semenjak itulah ia mulai banyak bersyair dan syairnya semakin indah.

Keislaman Al Khansa

Tatkala mendengar dakwah Islam, Al Khansa’ datang bersama kaumnya —Bani Sulaim— menghadap Rasulullah dan menyatakan keislaman mereka. Ahli-ahli sejarah menceritakan bahwa pernah suatu ketika Rasulullah menyuruhnya melantunkan syair, kemudian karena kagum keindahan syairnya, Nabi Shallallahu ‘alahi wasallam, “Ayo teruskan, tambah lagi syairnya, wahai Khansa’!” sambil mengisyaratkan dengan telunjuk beliau.

Wasiat Al Khansa’, bagi keempat anaknya dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa Al Khansa’ dan keempat putranya ikut serta dalam perang al-Qadisiyyah. Menjelang malam pertama mereka di al-Qadisiyyah, Al Khansa berwasiat kepada putera-puteranya, “Wahai anak-anakku, kalian telah masuk Islam dengan taat dan berhijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah yang tiada ilah yang haq selain Dia. Kalian adalah putera dari laki-laki yang satu sebagaimana kalian juga putera dari wanita yang satu. Aku tak pernah mengkhianati ayah kalian, tak pernah mempermalukan kalian, tak pernah mempermalukan nenek moyang kalian, dan tak pernah menyamarkan nasab kalian.

Kalian semua tahu betapa besar pahala yang Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman ketika berjihad melawan orang-orang kafir. Ketahuilah bahwa negeri akhirat yang kekal jauh lebih baik dari negeri dunia yang fana. Allah Azza wa Jalla berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Qs. Ali Imran: 200)

Andaikata esok kalian masih diberi kesehatan oleh Allah, maka perangilah musuh kalian dengan gagah berani, mintalah kemenangan atas musuhmu dari Ilahi. Apabila pertempuran mulai sengit dan api peperangan mulai menyala, terjunlah kalian ke jantung musuh, habisilah pemimpin mereka saat perang tengah berkecamuk, mudah-mudahan kalian meraih ghanimah dan kemuliaan di negeri yang kekal dan penuh kenikmatan.”

Empat anaknya martir syahid

Termotivasi oleh nasehat ibunya, maka keempat puteranya tampil dengan berani ke medan perang. Mereka bangkit dengan gagah untuk mewujudkan impian sang bunda. Mereka bangkit demi mewujudkan impian sang ibunda. Dan tatkala fajar menyingsing, majulah keempat puteranya menuju kamp-kamp musuh.

Sesaat kemudian, dengan pedang terhunus anak pertama memulai serangannya sambil bersyair, “Saudaraku, ingatlah pesan ibumu tatkala ia menasehatimu di waktu malam.. Nasehatnya sungguh jelas dan tegas, “Majulah dengan geram dan wajah muram!” Yang kalian hadapi nanti hanyalah anjing-anjing yang mengaum geram. Mereka telah yakin akan kehancurannya, maka pilihlah antara kehidupan yang tenteram atau kematian yang penuh keberuntungan.”

Ibarat anak panah, anak pertama melesat ke tengah-tengah musuh dan berperang mati-matian hingga akhirnya gugur. Semoga Allah merahmatinya. Berikutnya, giliran yang kedua maju menyerang sembari melantunkan syairnya, “Ibunda adalah wanita yang hebat dan tabah, pendapatnya sungguh tepat dan bijaksana. Ia perintahkan kita dengan penuh bijaksana, sebagai nasihat yang tulus bagi puteranya. Majulah tanpa pusingkan jumlah mereka dan raihlah kemenangan yang nyata. Atau kematian yang sungguh mulia di jannatul Firdaus yang kekal selamanya.

Kemudian ia bertempur hingga titik darah yang penghabisan menyusul saudaranya ke alam baka. Semoga Allah merahmatinya. Lalu yang ketiga ambil bagian. Ia maju mengikuti jejak saudaranya, seraya bersyair, “Demi Allah, takkan kudurhakai perintah ibu, perintah yang sarat dengan rasa kasih sayang Sebagai kebaktian nan tulus dan kejujuran, maka majulah dengan gagah ke medan perang… hingga pasukan Kisra terpukul mundur atau biarkan mereka tahu, bagaimana cara berjuang. Janganlah mundur karena itu tanda kelemahan raihlah kemenangan meski maut menghadang.

Kemudian ia terus bertempur hingga mati terbunuh. Semoga Allah merahmatinya. Lalu tibalah giliran anak terakhir yang menyerang. Ia maju seraya melantunkan syair, “Aku bukanlah anak si Khansa’ maupun Akhram tidak juga Umar atau leluhur yang mulia, Jika aku tak menghalau pasukan Ajam, melawan bahaya dan menyibak barisan tentara Demi kemenangan yang menanti, dan kejayaan ataulah kematian, di jalan yang lebih mulia.

Lalu ia pun bertempur habis-habisan hingga gugur. Semoga Allah meridhainya beserta ketiga saudaranya. Tatkala berita gugurnya keempat anaknya tadi sampai telinga al-Khansa’, ia hanya tabah sembari mengatakan, “Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap kepada-Nya agar mengumpulkanku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya.”[]