Presiden terpilih AS Donald Trump pada Sabtu menggambarkan situasi di Suriah sebagai kekacauan. Ia juga mengatakan Washington seharusnya tidak terlibat sama sekali dalam konflik Suriah.
“Dalam hal apapun, Suriah adalah kekacauan, tapi bukan teman kita, DAN AMERIKA SERIKAT SEHARUSNYA TIDAK TERLIBAT DENGANNYA. INI BUKAN PERANG KITA,” kata Trump dalam sebuah postingan di platform media sosialnya, Truth Social.
“BIARKAN ITU BERJALAN. JANGAN TERLIBAT!”
“Pejuang oposisi di Suriah, dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, telah sepenuhnya menguasai banyak kota melalui serangan yang sangat terkoordinasi, dan sekarang berada di pinggiran Damaskus, jelas sedang mempersiapkan langkah besar untuk menumbangkan Assad,” tambah Trump.
Kelompok bersenjata yang menentang rezim Bashar al-Assad mulai memasuki pinggiran selatan Damaskus pada Sabtu.
Bertempur melawan pasukan rezim, kelompok-kelompok tersebut memasuki pinggiran Darayya di selatan ibu kota.
Pertempuran kembali pecah antara pasukan rezim dan kelompok anti-rezim pada 27 November di daerah pedesaan barat Aleppo.
Pada 30 November, pasukan oposisi telah menguasai sebagian besar pusat kota Aleppo dan mendominasi provinsi Idlib.
Setelah pertempuran sengit, kelompok-kelompok oposisi menguasai pusat kota Hama dari pasukan rezim pada Kamis.
Kelompok anti-rezim juga merebut beberapa pemukiman di provinsi Homs yang sangat strategis, yang mengarah ke Damaskus.
Pada Jumat, kelompok oposisi Suriah menguasai Daraa di selatan Suriah, dekat perbatasan Yordania.
Pada Sabtu pagi, mereka merebut kendali penuh atas provinsi Suwayda di selatan Suriah. Pada hari yang sama, pasukan oposisi lokal di Quneitra menguasai ibu kota provinsi tersebut.
Pada 1 Desember, Tentara Nasional Suriah yang oposisi meluncurkan Operasi Fajar Kebebasan melawan kelompok teroris PKK/YPG di distrik Tel Rifaat, pedesaan Aleppo, membebaskan daerah tersebut dari unsur-unsur teroris.