Wednesday, January 22, 2025
HomeBeritaTrump tak yakin gencatan senjata di Gaza bisa bertahan

Trump tak yakin gencatan senjata di Gaza bisa bertahan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan keraguannya terkait gencatan senjata di Gaza, lansir Reuters.

Ditanya apakah ia yakin kesepakatan yang meliputi tiga tahap tersebut bisa bertahan, Trump menjawab, “Saya tidak yakin. Ini bukan perang kita, ini perang mereka. Saya memang ragu, tapi di sisi lain, mereka sangat lemah,” ujar Trump setelah menandatangani sejumlah perintah eksekutif di Oval Office pada Senin malam.

Trump juga mengatakan Gaza “harus dibangun kembali dengan cara yang sangat berbeda.”

Gaza: Lokasi Strategis dengan Potensi Besar

Trump menggambarkan Gaza sebagai “lokasi fenomenal di tepi laut” dengan cuaca yang sangat baik. “Semua yang ada di sana baik-baik saja,” katanya. “Ada banyak potensi yang bisa digali, ini tempat yang sangat menarik. Banyak hal luar biasa yang bisa dilakukan di Gaza.”

Namun, soal siapa yang seharusnya memimpin Gaza ke depan, Trump berpendapat, “Orang-orang yang ada di sana sekarang tidak bisa tetap memimpin. Kebanyakan dari mereka sudah mati.”

Trump juga menuding Hamas tidak bisa mengelola Gaza dengan baik. Mereka tidak mengelola dengan baik. “Pemerintahan mereka penuh kekerasan dan buruk. Itu tidak bisa diterima.”

Dalam langkah lainnya, Trump diperkirakan akan mencabut pembekuan pasokan bom 2.000 pound ke Israel yang diberlakukan oleh pemerintahan Biden, pada hari-hari pertama masa jabatannya. Hal ini terungkap dalam wawancara dengan Duta Besar Israel untuk Washington yang disiarkan oleh Walla News.

Selain itu, Trump juga berencana untuk menghapus sanksi yang dijatuhkan pemerintahan Biden terhadap pemukim Israel yang diduga melakukan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Trump juga meyakini bahwa Arab Saudi akan bergabung dengan Abraham Accords, serangkaian kesepakatan normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, dalam waktu dekat.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular