Sekitar tujuh persen dari populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta warga Palestina telah tewas atau terluka akibat serangan genosida Israel di wilayah tersebut sejak Oktober 2023, demikian diumumkan oleh Kementerian Kesehatan kemarin.
Munir al-Bursh, direktur jenderal kementerian, menyatakan: “Sekitar tujuh persen dari populasi Gaza telah menjadi korban genosida, baik melalui kematian atau cedera.”
Dia menambahkan bahwa lebih dari 25.000 orang yang terluka membutuhkan perawatan dan rehabilitasi jangka panjang, dengan kasus amputasi mencapai sekitar 4.700, termasuk 850 anak-anak.
Al-Bursh memperingatkan bahwa situasi akan semakin memburuk karena “blokade total yang diberlakukan oleh pasukan Israel, yang memengaruhi bantuan kesehatan dan kemanusiaan.”
Dia menekankan bahwa rumah sakit tidak mampu menangani jumlah korban yang begitu banyak karena kekurangan pasokan dan peralatan medis yang penting, terutama karena serangan Israel yang terus meningkat.
Sejak 2 Maret, Israel menutup perbatasan Gaza untuk bantuan kemanusiaan, medis, dan barang-barang komersial, yang memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Israel juga melarang masuknya bahan bakar yang digunakan untuk mengoperasikan generator yang menyediakan daya untuk departemen darurat di rumah sakit.
Kantor Media Pemerintah berulang kali memperingatkan bahwa penutupan perbatasan ini menempatkan rumah sakit yang sudah hancur dalam bahaya. Pekan lalu, mereka mengumumkan bahwa Gaza telah memasuki tahap awal kelaparan.