Monday, November 3, 2025
HomeBeritaTurki serukan pertemuan untuk tegakkan gencatan senjata Gaza

Turki serukan pertemuan untuk tegakkan gencatan senjata Gaza

Turki akan menjadi tuan rumah pertemuan penting para menteri luar negeri sejumlah negara Islam di Istanbul pada Senin (3/11) mendatang untuk membahas perkembangan pelaksanaan gencatan senjata di Jalur Gaza.

Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, menegaskan bahwa pertemuan itu dimaksudkan untuk memperkuat kesepakatan gencatan senjata yang kini menghadapi tantangan besar di lapangan.

Ia juga menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “mencari-cari alasan untuk melanggarnya”.

Dalam konferensi pers di Ankara, Jumat (31/10), Fidan menyatakan bahwa pembicaraan para menteri akan menyoroti langkah-langkah lanjutan pascagencatan senjata, termasuk pembentukan “pasukan kerja” dan “pasukan penstabil” untuk Gaza.

“Netanyahu sedang mencari dalih untuk mengakhiri gencatan senjata dan melanjutkan genosida di depan mata dunia,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya komitmen Israel terhadap kesepakatan tersebut guna menjaga peluang perdamaian dan stabilitas kawasan.

Erdogan: “Israel sedang mencari alasan untuk melanjutkan pembantaian”

Beberapa jam sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga melontarkan kritik keras terhadap Israel.

Ia mengatakan bahwa Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) telah menunjukkan komitmen pada perjanjian gencatan senjata, sementara Israel “terlihat berusaha mencari celah untuk melanggarnya dan melanjutkan pembantaian”.

“Semua orang tahu, Israel memiliki catatan buruk dalam menepati janjinya,” ujar Erdogan dalam pidatonya di Ankara.

Menyoroti situasi kemanusiaan di Gaza, Erdogan menyebut bahwa “hampir tidak ada bangunan yang masih utuh” setelah dua tahun serangan Israel.

“Sekolah, gereja, masjid, dan rumah sakit semuanya telah dibombardir,” katanya.

Ia juga mengecam upaya sejumlah pihak internasional yang mencoba memutihkan kejahatan Israel.

“Israel memiliki senjata nuklir, bom paling kuat, dan kekuatan udara yang dapat menyerang Gaza kapan pun. Bagaimana mungkin disebut tidak bersalah?” tegasnya.

Erdogan menambahkan bahwa sekitar 270 jurnalis gugur di Gaza ketika berupaya menyampaikan kebenaran kepada dunia.

Sementara Israel, menurutnya, “menggunakan kelaparan sebagai senjata mematikan, terutama terhadap anak-anak”.

Presiden Turki itu juga menegaskan kesiapan negaranya untuk berperan aktif dalam proses rekonstruksi Gaza.

“Turki siap membantu Gaza pulih secepat mungkin dengan seluruh kemampuan yang kami miliki,” ujarnya.

Saat ini, gencatan senjata di Jalur Gaza masih berlaku berdasarkan kesepakatan yang dicapai di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada 9 Oktober 2025, dengan mediasi Qatar, Mesir, dan Turki serta dukungan Amerika Serikat (AS).

Kesepakatan tersebut menandai berakhirnya dua tahun perang genosida Israel di Gaza.

Namun, di lapangan, situasi masih rapuh. Pasukan Israel tetap melancarkan serangan udara dan artileri hampir setiap hari, memperketat blokade kemanusiaan, serta terus menutup perlintasan Rafah—satu-satunya gerbang keluar Gaza menuju Mesir.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler