Direktur Eksekutif Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Catherine Russell, pada Senin (8/7/2025) memperingatkan adanya krisis gizi yang semakin parah di kalangan bayi di Jalur Gaza, seiring dengan terus terbatasnya akses bantuan kemanusiaan.
“Ribuan bayi di Gaza kekurangan gizi karena akses bantuan masih sangat terhambat,” tulis Russell melalui akun X (dulu Twitter).
Menyoroti dampak serangan militer Israel terhadap perempuan dan anak-anak, Russell mengatakan bahwa “banyak ibu tewas atau terlalu kekurangan gizi untuk menyusui, meninggalkan bayi mereka dalam risiko kematian atau mengalami kerusakan kesehatan permanen.”
“Setiap menit sangat berarti untuk menyelamatkan nyawa mereka,” tambahnya.
Meski berbagai seruan internasional telah disampaikan untuk menghentikan pertempuran, Israel tetap melanjutkan serangan yang disebut banyak pihak sebagai perang genosida di Gaza. Sejak Oktober 2023, lebih dari 57.500 warga Palestina, mayoritas di antaranya perempuan dan anak-anak, dilaporkan telah tewas.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga sedang menghadapi kasus dugaan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait agresinya terhadap wilayah tersebut.