Sebanyak 21 anak dilaporkan meninggal akibat kekurangan gizi dan kelaparan di Gaza dalam tiga hari terakhir, di tengah serangan intensif militer Israel dan krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Mohammed Abu Salmiya, pada Selasa (23/7/2025) mengatakan bahwa kasus-kasus baru kekurangan gizi terus berdatangan ke rumah sakit yang masih beroperasi di wilayah tersebut. Ia memperingatkan bahwa jumlah korban akibat kelaparan bisa meningkat drastis.
“Setiap saat kami menerima pasien baru yang menderita kelaparan. Jumlah kematian dapat mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan,” ujar Abu Salmiya kepada wartawan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres menyebut situasi di Gaza sebagai “pertunjukan horor” dengan “tingkat kematian dan kehancuran yang belum pernah terjadi dalam waktu dekat.”
Krisis bantuan kemanusiaan
Sejak gencatan senjata selama enam minggu gagal diperpanjang, Israel kembali menerapkan blokade total atas Gaza pada 2 Maret 2025. Pengiriman bantuan baru kembali dibuka secara terbatas pada akhir Mei, namun stok yang menumpuk selama masa gencatan senjata telah habis, memperburuk krisis logistik dan pangan di wilayah itu.
Distribusi bantuan kian kacau setelah Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation/GHF), yang didukung Amerika Serikat dan Israel, mengambil alih sebagian besar proses pengiriman bantuan dari jaringan PBB. Menurut laporan PBB, lebih dari 1.000 warga Palestina telah tewas saat mencoba mengakses bantuan pangan sejak GHF mulai beroperasi pada akhir Mei.
Juru bicara militer Israel, Nadav Shoshani, dalam sebuah unggahan video di media sosial menyebut bahwa “950 truk berisi bantuan kini menunggu untuk didistribusikan oleh organisasi internasional di Gaza.” Ia menyatakan bahwa Israel telah memfasilitasi masuknya bantuan tersebut.
Serangan terbaru
Sementara itu, serangan udara Israel kembali menewaskan sedikitnya 15 orang pada Selasa. Serangan tersebut menyasar Kamp Al-Shati di sebelah barat Kota Gaza, lokasi yang menjadi tempat pengungsian ribuan warga yang terusir dari wilayah utara.
Juru bicara lembaga pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, menyampaikan bahwa 13 orang tewas dan lebih dari 50 lainnya terluka dalam serangan itu.
“Saya mendengar ledakan besar sekitar pukul 01.40 dini hari. Tenda kami hancur, anak-anak berteriak. Saya merasa seperti berada dalam mimpi buruk,” ujar Raed Bakr (30), salah satu warga yang selamat. Istrinya tewas tahun lalu dalam serangan serupa.
Kecaman internasional
Pimpinan tertinggi Gereja Katolik Roma di Tanah Suci, Patriark Latin Pierbattista Pizzaballa, yang baru saja mengunjungi Gaza selama tiga hari, mengecam kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut sebagai “tidak bermoral.”
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan bahwa tentara Israel menyerbu fasilitas mereka dan memaksa staf wanita dan anak-anak meninggalkan tempat tinggal mereka, sementara staf pria diborgol dan diinterogasi.
Di wilayah Deir el-Balah, operasi darat Israel dilaporkan meluas pada Selasa, menyusul penembakan intensif sehari sebelumnya. Dua warga dilaporkan tewas di wilayah tersebut. Israel menyatakan bahwa pasukannya merespons tembakan dari arah yang sama.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan bahwa 88 persen wilayah Gaza kini berada dalam zona evakuasi atau zona militer Israel. Sebanyak 2,4 juta penduduk Gaza kini terdorong ke ruang hidup yang semakin sempit.
Rencana pembangunan
Di tengah situasi tersebut, sejumlah tokoh sayap kanan Israel dilaporkan menggelar pertemuan di Yerusalem untuk membahas rencana pembangunan Gaza pascaperang. Sebuah “rencana induk” yang dipresentasikan di parlemen Israel (Knesset) menyebutkan rencana pembangunan permukiman permanen bagi 1,2 juta warga Yahudi, termasuk kawasan wisata di pesisir Gaza.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 59.000 warga Palestina telah tewas sejak awal konflik pada Oktober 2023, mayoritas merupakan warga sipil. Sementara itu, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.219 orang di Israel, sebagian besar juga merupakan warga sipil.