Sedikitnya 50 warga Palestina gugur pada Senin (26/5) dalam serangan udara Israel yang menargetkan sekolah tempat pengungsian dan sebuah rumah keluarga di Jalur Gaza.
Serangan ini kembali menambah panjang daftar korban sipil akibat agresi militer yang terus berlanjut sejak 7 Oktober 2023.
Menurut laporan Al Jazeera, 30 warga Palestina tewas dalam serangan udara pada dini hari yang menghantam Sekolah Fahmi Al-Jarjaoui di lingkungan Ad-Daraj, Kota Gaza, di wilayah tengah jalur tersebut.
Sekolah itu diketahui menampung pengungsi yang terusir akibat serangan sebelumnya. Sumber medis menyebutkan bahwa enam dari korban tewas adalah anak-anak.
Jenazah para korban dilarikan ke Rumah Sakit Al-Ahli dan RS Asy-Syifa, sementara sejumlah korban luka dirawat dalam kondisi medis yang kritis di tengah keterbatasan fasilitas dan tenaga kesehatan.
Di bagian utara Gaza, serangan udara lainnya menghantam sebuah rumah milik keluarga Palestina di kawasan Jabalia Al-Balad.
Wartawan Al Jazeera melaporkan bahwa 19 jenazah berhasil dievakuasi dari puing-puing bangunan yang hancur.
Sementara itu, satu warga Palestina syahid dan beberapa lainnya terluka dalam serangan drone Israel terhadap taman kanak-kanak yang juga digunakan sebagai tempat perlindungan di kamp pengungsi Al-Maghazi, wilayah tengah Jalur Gaza.
Sehari sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 32 korban jiwa akibat gelombang baru serangan udara Israel yang menghantam berbagai wilayah, dari Beit Lahia di utara hingga Khan Younis di selatan.
Sejak dimulainya agresi militer Israel pada 7 Oktober 2023, dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, lebih dari 175.000 warga Palestina menjadi korban antara syahid dan luka-luka, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Selain itu, lebih dari 11.000 orang masih dinyatakan hilang, dan ratusan ribu lainnya terusir dari rumah mereka dalam situasi kemanusiaan yang kian memburuk.