Warga Palestina di Gaza kini khawatir persediaan makanan akan habis, lansir Al Jazeera pada Senin (3/3).
Mereka telah mengalami berbulan-bulan kelaparan, khawatir akan kesulitan memperoleh makanan akibat perang Israel terhadap Gaza dan pembatasan terhadap masuknya bantuan kemanusiaan.
Setelah gencatan senjata dimulai pada Januari, ada sedikit kelonggaran – salah satu syarat kesepakatan adalah Israel meningkatkan jumlah bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza.
Namun kini, setelah Israel mengumumkan akan memblokir bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, toko-toko di kawasan tersebut dipenuhi warga yang berusaha mengumpulkan barang-barang yang bisa mereka dapatkan, karena khawatir rak-rak toko akan segera kosong.
Seorang pria mengungkapkan bahwa Israel sedang melakukan “perang psikologis” terhadap warga Gaza, sementara seorang anak mengeluhkan kenaikan harga telur yang sudah naik dari 20 hingga 30 shekel (sekitar 5,56 hingga 8,34 dolar AS).
Kementerian Dalam Negeri Palestina telah meminta warga untuk tetap tenang dan menghindari penimbunan makanan, serta memastikan bahwa kebutuhan pokok masih tersedia.
Kementerian tersebut juga mengimbau para pedagang agar tidak memanfaatkan situasi dengan menaikkan harga.