Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (8/1) menyatakan bahwa lebih dari 12.000 orang di Gaza membutuhkan evakuasi medis, seperti dilaporkan Anadolu Agency.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menekankan bahwa tingkat persetujuan untuk evakuasi medis harus ditingkatkan.
“Kita perlu mempercepat proses persetujuan untuk evakuasi medis; memungkinkan semua koridor dan jalur perbatasan yang mungkin digunakan untuk evakuasi medis yang aman,” ujar Tedros di media sosial.
Tedros juga menyampaikan bahwa pada minggu ini, WHO dan mitra-mitranya telah berhasil mengevakuasi sepuluh pasien dari Gaza ke Yordania dan Amerika Serikat untuk mendapatkan perawatan kesehatan spesialis.
Sebelumnya, pada Rabu, Badan PBB untuk Bantuan dan Pekerjaan bagi Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa rumah sakit-rumah sakit di Gaza telah menjadi “jebakan maut” akibat pemboman Israel yang terus berlangsung.
UNRWA menambahkan melalui media sosial bahwa, “Keluarga-keluarga hancur dan anak-anak meninggal karena kedinginan di Gaza akibat agresi pendudukan Israel. Kelaparan merenggut nyawa warga di Jalur Gaza, karena krisis pangan semakin parah akibat pembatasan yang diberlakukan oleh pasukan pendudukan terhadap masuknya bantuan kemanusiaan.”
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, hanya 14 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi, namun tetap hanya memberikan pelayanan terbatas karena kekurangan obat-obatan dan persediaan medis yang sangat parah.
