Friday, November 15, 2024
HomeHeadlineWHO sebut lebih dari 6% populasi Gaza tewas atau terluka dalam setahun

WHO sebut lebih dari 6% populasi Gaza tewas atau terluka dalam setahun

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat, (4/10) menyatakan lebih dari 6% dari populasi Gaza tewas atau terluka akibat genosida Israel yang telah berlangsung hampir satu tahun. Sebelum perang, populasi Gaza sekitar 2,3 juta jiwa.

“Lebih dari 6% populasi tewas atau terluka, sementara setidaknya 10.000 orang masih terjebak di bawah reruntuhan,” kata Ayadil Saparbekov, pimpinan tim tanggap darurat kesehatan WHO di wilayah Palestina yang diduduki, dalam konferensi pers di Jenewa, dikutip Anadolu Agency.

Kata Saparbekov, sistem kesehatan di Gaza dalam krisis yang luar biasa akibat serangan yang terjadi berulang-ulang. Katanya sejak 7 Oktober 2023, telah terjadi 516 serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan di sana, yang menewaskan 765 orang.

Blokade Israel mengakibatkan krisis obat-obatan, bahan bakar, dan staf medis.

Hanya setengah dari rumah sakit di Gaza yang beroperasi sebagian, sementara hanya 43% pusat kesehatan primer yang masih berfungsi.

“Rumah sakit yang beroperasi memiliki kapasitas tempat tidur sekitar 1.500, ditambah dengan lebih dari 650 tempat tidur di 10 rumah sakit lapangan yang masih berfungsi,” katanya, menekankan bahwa angka tersebut “jauh dari cukup.”

Mengutip data dari Kementerian Kesehatan Palestina, Saparbekov menyebutkan bahwa sekitar 1.000 tenaga kesehatan telah tewas, yang merupakan “kehilangan yang tak tergantikan dan pukulan besar bagi sistem kesehatan.”

Setidaknya 24.090 orang mengalami cedera yang mengubah hidup mereka, tanpa akses ke rehabilitasi atau perawatan khusus.

Dalam hal kesehatan mental, Saparbekov menyuarakan kekhawatiran atas dampak konflik di Gaza, di mana lebih dari 485.000 orang sudah didiagnosis menderita gangguan mental sebelum perang.

“Malnutrisi juga menjadi masalah besar,” katanya, mencatat bahwa sejak Januari, 20.241 anak telah dirawat karena malnutrisi, termasuk 4.437 anak dengan malnutrisi akut berat.

Lebih dari 96% wanita dan anak-anak berusia 6-23 bulan tidak memenuhi kebutuhan gizi mereka karena kurangnya keragaman pangan, menurut data resmi.

Mengenai evakuasi medis, Saparbekov mengatakan dari 15.600 kasus yang diajukan, hanya 5.138 (32,9%) yang disetujui.

“Kami sangat mendesak pembentukan beberapa koridor evakuasi medis untuk memastikan perjalanan yang aman, teratur, dan tepat waktu bagi para pasien melalui semua rute yang tersedia,” katanya, menambahkan bahwa sejak penutupan perbatasan Rafah pada Mei, hanya 219 pasien yang telah dievakuasi.

Dia juga menyebutkan komitmen WHO untuk terus beroperasi di Gaza di tengah “tantangan ekstrem.”

Dari 214 misi yang direncanakan sejak Oktober 2023, hanya 44% yang terealisasi.

“Kami telah mengirim bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan, membantu memulihkan rumah sakit, serta mengerahkan tim medis darurat untuk mendukung sistem kesehatan Gaza,” ujarnya. “Bersama dengan mitra, kami juga telah memvaksinasi 560.000 anak dalam putaran pertama kampanye polio.”

Pada 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas yang menewaskan kurang dari 1.200 orang. Dalam setahun sejak itu, pasukan Israel telah membunuh hampir 41.800 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai hampir 97.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel juga telah memaksa hampir seluruh penduduk Gaza untuk mengungsi, di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular