Korban tewas di Jalur Gaza pada Minggu (18/11) bertambah menjadi lebih dari 100 orang setelah serangkaian serangan udara besar-besaran oleh militer Israel sejak dini hari, terutama di wilayah utara.
Menurut laporan medis yang diterima Al Jazeera, hingga malam hari, total 111 warga Palestina dilaporkan gugur, dengan 70 di antaranya berasal dari utara Gaza.
Pemerintah Gaza melalui kantor media resminya menyatakan militer Israel melakukan empat serangan mematikan dalam beberapa jam terakhir.
Salah satu serangan paling tragis terjadi di Beit Lahia, wilayah utara Gaza, yang menewaskan lebih dari 72 orang dari keluarga Ghobain, Ghanim, Shafi, Ayadeh, Abdul Aati, dan Talouli.
Selain itu, dua serangan lain terjadi di kamp pengungsi Nuseirat dan Bureij, menargetkan rumah-rumah sipil. Serangan tersebut menewaskan 24 korban dari keluarga Abu Armanah, Sidam, Aql, Al-Masri, Al-Hamlawi, dan Ummum.
Pihak pemerintah menegaskan, serangan Israel sengaja menargetkan bangunan tempat berlindung pengungsi, yang mayoritasnya adalah wanita dan anak-anak.
“Militer Israel mengetahui bangunan-bangunan ini penuh dengan warga sipil yang sudah lebih dulu terusir dari rumah mereka,” ungkap pernyataan resmi tersebut.
Serangan ini terjadi di tengah hari ke-408 perang yang semakin intensif, bersamaan dengan runtuhnya layanan kesehatan di Gaza utara.
Empat rumah sakit di wilayah itu telah berhenti beroperasi akibat gempuran terus-menerus, memperparah krisis kemanusiaan yang terjadi.
Baca juga: Haaretz: 1/3 korban perang Israel dari pasukan cadangan