Tuesday, December 10, 2024
HomeHeadlineHaaretz: 1/3 korban perang Israel dari pasukan cadangan

Haaretz: 1/3 korban perang Israel dari pasukan cadangan

Tingginya jumlah korban dari kalangan perwira muda—setidaknya 63 komandan kompi tewas—dinilai memengaruhi kemampuan kepemimpinan militer Israel secara keseluruhan

Harian Haaretz mengungkapkan, sepertiga dari korban tewas dalam perang Israel di Gaza dan Lebanon selatan adalah anggota pasukan cadangan.

Laporan yang dikutip Aljazeera Arabic pada Ahad (17/11) itu menyebutkan, kebanyakan dari mereka adalah kepala keluarga yang menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurut laporan itu, 54% anggota pasukan cadangan telah bertugas lebih dari 100 hari sejak perang dimulai. Tingginya jumlah korban dari kalangan perwira muda—setidaknya 63 komandan kompi tewas—dinilai memengaruhi kemampuan kepemimpinan militer Israel secara keseluruhan.

Pada Ahad pagi, seorang tentara cadangan dilaporkan tewas dalam pertempuran di Gaza utara.

Haaretz mengidentifikasi korban sebagai Sersan Mayor Eidan Kanaan (21 tahun), yang kemungkinan tewas akibat tembakan sniper.

Seorang sersan lainnya tewas pada Jumat lalu di Lebanon selatan, dan seorang letnan pertama gugur sehari sebelumnya di wilayah yang sama.

Enam prajurit dari Brigade Golani juga menjadi korban dalam pertempuran sehari sebelumnya.

Baca juga: Al-Qassam rilis video penghancuran 7 kendaraan militer Israel di Jabalia

Sejak 7 Oktober 2023, militer Israel melaporkan 796 tentara tewas. Namun, bulan ini, militer Israel memutuskan mengurangi masa tugas pasukan cadangan menyusul penurunan signifikan jumlah pendaftar.

Menurut Yedioth Ahronoth, rata-rata waktu tugas pasukan cadangan dipangkas dari 20 minggu menjadi hanya 9 minggu per orang.

Penurunan kehadiran pasukan cadangan—antara 15% hingga 25%—telah berdampak signifikan, terutama di brigade tempur yang bertugas di Gaza dan Lebanon selatan.

Hal ini, menurut laporan, mulai memengaruhi pengambilan keputusan operasional militer Israel.

Pasukan cadangan Israel terdiri dari mantan tentara wajib militer yang siap dipanggil kembali ketika dibutuhkan.

Jumlah totalnya mencapai 465.000 personel, dengan 360.000 di antaranya dikerahkan setelah serangan Thufan Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular