Lebih dari 350 tokoh sastra terkemuka Israel menandatangani surat terbuka yang mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera menghentikan perang di Gaza dan memulangkan 59 sandera Israel yang masih ditahan.
Para penandatangan—yang mewakili spektrum luas komunitas sastra Israel—menuduh Netanyahu dengan sengaja menghalangi kesepakatan dengan Hamas yang berpotensi mengakhiri perang dan membebaskan para sandera.
Mereka menilai Netanyahu lebih mementingkan kelangsungan kekuasaan pribadinya dibanding kepentingan nasional dan kemanusiaan.
“Hamas telah menawarkan kesepakatan untuk pemulangan sandera, pertukaran tahanan, dan gencatan senjata. Perdana Menteri memang menyampaikan skema kesepakatan bertahap, namun selama 17 bulan terakhir justru melakukan segala cara untuk menggagalkannya karena khawatir berakhirnya perang akan mengakhiri kekuasaannya — dan kebebasannya sebagai terdakwa kriminal,” tulis mereka.
Para sastrawan itu menuduh Netanyahu memperpanjang perang demi kepentingan pribadi, serta membahayakan nyawa sandera, tentara, dan warga sipil. Mereka juga mengkritik sang Perdana Menteri karena dianggap merusak nilai-nilai demokrasi Israel dan memperlemah kohesi sosial.
“Dia menggerogoti rasa tanggung jawab bersama, kesetaraan, dan keadilan, serta mengubah kita dari warga negara setara dalam demokrasi yang berfungsi menjadi subjek dalam teokrasi otoriter—di mana kita diwajibkan bertugas di militer, mengorbankan anak-anak kita demi kekuasaan penguasa, namun tidak mendapatkan hak setara, tanggung jawab bersama, serta keadilan dan keamanan yang seharusnya dijamin negara demokratis,” tulis mereka lebih lanjut.
Surat tersebut juga menyoroti kekecewaan yang semakin dalam terhadap dukungan Netanyahu terhadap kebijakan yang membebaskan komunitas ultra-Ortodoks dari wajib militer, sementara pada saat yang sama mengutuk para tentara cadangan yang menentang perang. Kebijakan itu dinilai sebagai pengkhianatan terhadap rasa tanggung jawab nasional yang seharusnya dibagi bersama.
“Tindakan yang dilakukan di Gaza dan wilayah pendudukan bukan dilakukan atas nama kami, namun akan menjadi tanggung jawab kami. Kami menyerukan agar Anda segera menghentikan perang, memulangkan semua sandera, dan menetapkan jalan masa depan Gaza yang disepakati secara internasional,” tutup surat tersebut.