Sebanyak 86% warga Israel tidak bersedia tinggal di pemukiman dekat perbatasan dengan Jalur Gaza setelah berakhirnya perang.
Hal itu terungkap dari hasil survei oleh badan penyiaran publik Israel, KAN, seperti dikutip Anadolu pada Ahad, (6/10).
Survei yang melibatkan 600.000 warga Israel itu menunjukkan, hanya 14% responden yang mempertimbangkan untuk tinggal di area yang berdekatan dengan Gaza.
Dalam survei tersebut, hanya 27% warga Israel percaya bahwa negara mereka telah “memenangkan perang melawan Hamas,” sementara 35% lainnya merasa Israel telah “kalah.” Sisanya tidak yakin.
Pendapat mengenai hasil perang ini bervariasi secara signifikan antara pendukung koalisi pemerintah dan pemilih oposisi.
Dari kalangan pendukung koalisi, 47% merasa Israel telah menang, sementara 48% pemilih oposisi percaya negara itu kalah.
Survei ini juga menanyakan apakah responden secara pribadi mengenal seseorang yang meninggal dalam perang atau dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Sebanyak 12% responden melaporkan kehilangan anggota keluarga atau teman dekat, dan 36% mengatakan mengenal seseorang yang telah meninggal.
Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan serangan brutal terhadap Jalur Gaza, setelah serangan dari kelompok Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Hingga kini, hampir 41.900 orang telah tewas, kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 97.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang sedang berlangsung, yang menyebabkan kekurangan parah akan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel menghadapi tuntutan genosida di Pengadilan Internasional terkait tindakannya di Gaza.
Baca juga: LAPORAN KHUSUS: Bagaimana Mossad jebol dan ledakkan pager Hizbullah
Baca juga: Hamas konfirmasi komandan senior Al-Qassam gugur di Lebanon