Hamas, pada Senin (1/7), mengumumkan gugurnya seorang tahanan Palestina, Luay Nasrallah, yang meninggal dunia di Rumah Sakit Soroka, Be’er Sheva.
Ia setelah dipindahkan dari Penjara Negev dalam kondisi kesehatan yang memburuk akibat penyiksaan dan perlakuan kejam yang dialaminya di dalam penjara Israel.
Dalam pernyataannya, Hamas memperingatkan tentang kondisi yang mereka sebut sebagai “bencana kemanusiaan” yang dialami para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Hal itu dilakukan di tengah terus berlanjutnya praktik balas dendam dan penyiksaan sistematis oleh otoritas pendudukan.
“Pembunuhan para tahanan di dalam penjara adalah kejahatan yang tidak bisa dibiarkan,” tegas Hamas.
Hamas juga menyerukan mobilisasi di semua level—resmi, rakyat, dan lembaga hak asasi manusia—untuk menekan Israel dan mendukung para tahanan yang menghadapi kekerasan dan kekejaman yang semakin brutal.
Sebelumnya, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina melaporkan bahwa Luay Nasrallah meninggal di Rumah Sakit Soroka setelah dipindahkan dari Penjara Negev.
Ia diketahui ditahan tanpa pengadilan (tahanan administratif) selama lebih dari dua tahun, dan tidak memiliki riwayat penyakit sebelum penangkapannya.
Tragedi ini menambah panjang daftar korban penyiksaan di penjara Israel. Sejak dimulainya agresi Israel di Gaza pada Oktober 2023, puluhan tahanan asal Gaza dilaporkan gugur di dalam penjara akibat penyiksaan berat.
Laporan dan kesaksian terus bermunculan mengenai berbagai bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh otoritas Israel terhadap tahanan Palestina.
Hal ini termasuk penahanan di fasilitas rahasia, seperti kamp militer Sde Teiman di wilayah Negev, yang disebut-sebut sebagai salah satu pusat pelanggaran berat terhadap hak para tahanan.