Lembaga Tony Blair Institute (TBI) dilaporkan terlibat dalam diskusi terkait sebuah proyek kontroversial yang dituding sebagai bentuk pembersihan etnis di Gaza. Proyek ini merancang pembangunan kembali wilayah Gaza pascaperang dengan pendekatan yang mengundang kritik internasional.
Dokumen presentasi setebal 30 halaman yang ditinjau oleh harian Financial Times (FT) mengungkap rencana besar bertajuk The Great Trust. Rencana tersebut disusun oleh sekelompok pengusaha Israel dengan dukungan konsultan dari Boston Consulting Group (BCG). Proyek ini berambisi mengubah Gaza menjadi kawasan investasi dengan fasilitas modern, termasuk zona ekonomi khusus, pelabuhan laut dalam, dan pulau buatan menyerupai lanskap Dubai.
Namun, rencana ini menuai kecaman karena dianggap mendukung relokasi besar-besaran warga Palestina. Dalam dokumen tersebut, BCG memperkirakan sekitar 25 persen penduduk Palestina akan “secara sukarela” meninggalkan wilayah Gaza dan kemungkinan besar tidak akan kembali. Banyak pihak menilai hal ini sebagai bentuk pembersihan etnis terhadap penduduk asli Gaza.
Terkait hal ini, Lembaga Tony Blair awalnya membantah keterlibatan mereka. Seorang juru bicara TBI menyatakan kepada Financial Times, “Laporan Anda sepenuhnya salah… TBI tidak terlibat dalam penyusunan dokumen tersebut.” Namun, bantahan ini berubah setelah FT memperoleh bukti keberadaan grup diskusi yang melibatkan dua staf TBI bersama para konsultan BCG dan pengusaha Israel.
TBI kemudian mengakui bahwa staf mereka memang hadir dalam beberapa pertemuan, namun menegaskan keikutsertaan mereka hanya dalam kapasitas mendengarkan. “Kami tidak pernah mengatakan bahwa TBI tidak mengetahui adanya diskusi tersebut,” demikian pernyataan juru bicara TBI. Lembaga tersebut juga menyatakan bahwa mereka menyusun dokumen internal bertajuk Gaza Economic Blueprint, sebagai salah satu dari banyak analisis mengenai skenario pascaperang, namun tidak mencantumkan usulan relokasi warga Palestina.
Rencana versi TBI memuat gagasan pembangunan pelabuhan laut dalam yang menghubungkan Gaza ke koridor India-Timur Tengah-Eropa, serta pembangunan pulau buatan di lepas pantai. Meskipun beberapa gagasan dalam dokumen ini beririsan dengan proposal versi pengusaha Israel dan BCG, TBI menegaskan tidak memiliki peran dalam penyusunan presentasi utama.
Proyek ini dipelopori oleh tokoh-tokoh terkemuka di dunia teknologi Israel, seperti Liran Tancman dan Michael Eisenberg, yang turut mendirikan Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Namun, kredibilitas GHF dipertanyakan setelah penyaluran bantuan kemanusiaan yang kacau menyebabkan lebih dari 700 warga Palestina tewas dan lebih dari 4.000 lainnya luka-luka akibat serangan militer Israel saat mengakses bantuan.
Phil Reilly, mantan penasihat senior di BCG yang mulai berdiskusi mengenai bantuan Gaza sejak awal 2024, juga dilaporkan bertemu dengan Tony Blair di London awal tahun ini. Menanggapi hal ini, TBI menyatakan bahwa Blair hanya “mendengarkan” dan lembaga mereka tidak tergabung dalam struktur GHF.
Lebih lanjut, situs web milik yayasan yang berafiliasi dengan Tony Blair di Inggris diketahui menampilkan peta wilayah yang menggabungkan Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat, dan Jalur Gaza sebagai bagian dari Israel. Kondisi ini menambah daftar panjang kontroversi yang melibatkan Blair dan lembaganya.
TBI juga pernah menerima dana dari tokoh yang terlibat dalam kasus penipuan keuangan, serta jaringan Islamofobia asal Amerika Serikat. Selain itu, Blair tercatat sebagai patron kehormatan cabang Inggris dari Jewish National Fund (JNF), lembaga yang dikritik karena aktivitasnya mendukung milisi Israel dan menghapus Palestina dari peta resminya.
Dalam dokumen The Great Trust, lahan publik di Gaza diusulkan untuk dikelola melalui lembaga kepercayaan (trust) di bawah pengawasan Israel hingga wilayah tersebut dinyatakan “didemiliterisasi dan dideradikalisasi.” Sementara pemilik lahan pribadi ditawarkan token digital sebagai kompensasi atas kepemilikan mereka, dengan janji pembangunan rumah permanen.
Proyek ini mencakup sepuluh mega proyek infrastruktur, termasuk yang dinamai berdasarkan nama pemimpin negara Teluk seperti “MBS Ring” dan “MBZ Central”. Perusahaan global seperti Tesla, Amazon, dan IKEA disebut-sebut menjadi target investor utama. BCG memperkirakan nilai ekonomi Gaza dapat meningkat dari “$0 saat ini” menjadi $324 miliar.