Thursday, July 10, 2025
HomeBeritaDokter: Kekurangan bahan bakar ancam ubah rumah sakit terbesar di Gaza jadi...

Dokter: Kekurangan bahan bakar ancam ubah rumah sakit terbesar di Gaza jadi kuburan

Krisis bahan bakar yang semakin parah di Jalur Gaza mengancam melumpuhkan operasional Rumah Sakit Al-Shifa, pusat layanan medis terbesar di wilayah itu.

Para dokter memperingatkan bahwa dalam waktu dekat, fasilitas kesehatan tersebut bisa berubah menjadi “kuburan sunyi” jika pasokan bahan bakar tidak segera dipulihkan.

Peringatan itu disampaikan di tengah berlanjutnya agresi militer Israel yang kini memasuki bulan kesembilan.

Serta, di saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu — yang menjadi buronan Pengadilan Kriminal Internasional — bertemu Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump di Washington untuk membahas nasib sandera Israel di Gaza.

Namun, di Gaza, perhatian utama para tenaga medis bukan hanya pada bom atau rudal, melainkan pada blokade bahan bakar yang mengancam langsung kelangsungan hidup para pasien.

“Ancaman terbesar bukanlah peluru atau misil, melainkan pengepungan yang melarang masuknya bahan bakar. Hal ini mencabut hak pasien untuk mendapat pengobatan dan perlahan mengubah rumah sakit ini menjadi kuburan yang sunyi,” ujar Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Dr. Munir Al-Bursh.

Ia menggambarkan situasi yang memilukan di jantung Kota Gaza, tempat rumah sakit Al-Shifa berada, yang kini dihadapkan pada pilihan antara hidup dan mati.

“Setiap detik sangat menentukan. Kami menyaksikan kematian merayap di lorong-lorong rumah sakit ini,” katanya.

Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Dr. Mohammed Abu Salmiya, turut menyuarakan kekhawatiran mendalam.

Ia menyebut krisis bahan bakar tidak hanya mengancam aktivitas medis, tetapi juga menghantam sistem desalinasi dan distribusi air bersih yang sangat bergantung pada pasokan listrik.

Abu Salmiya menuduh otoritas Israel dengan sengaja menyuplai bahan bakar ke fasilitas kesehatan secara tidak teratur, sehingga memperburuk kondisi di lapangan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa sejak dimulainya serangan militer Israel ke Gaza, telah terjadi lebih dari 600 serangan terhadap fasilitas kesehatan.

WHO tidak menyebut pihak yang bertanggung jawab, namun menegaskan bahwa sistem kesehatan di wilayah yang terkepung itu “telah berada di ambang kehancuran”.

Hal itu  diakibatkan kelangkaan bahan bakar, minimnya suplai medis, dan gelombang korban yang terus berdatangan dalam jumlah besar.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular