Ketua Parlemen Israel (Knesset) Amir Ohana melontarkan sindiran tajam kepada para pemimpin Eropa yang berencana mengakui negara Palestina.
Ia meminta Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer untuk “mendirikan negara Palestina di Paris atau London”.
Hal itu sebagai bentuk protes atas rencana kedua negara itu memberikan pengakuan resmi pada September mendatang.
Dalam wawancara dengan saluran televisi Amerika Serikat (AS) Newsmax, Kamis (14/8), Ohana mengkritik negara-negara Barat yang sebelumnya telah mengakui Israel.
Menurutnya, langkah mengakui negara Palestina berarti “kemenangan bagi Hamas”.
Ia juga menyerang Presiden Macron dengan sindiran.
“Dulu Beirut disebut sebagai Paris di Timur Tengah. Sekarang, Paris seperti Timur Tengah bagi Eropa,” katanya.
Ohana menuduh negara-negara Barat “memberi hadiah kepada Hamas atas apa yang dilakukan pada 7 Oktober 2023”.
Ia menegaskan bahwa pengakuan terhadap negara Palestina “akan dianggap sebagai bukti bahwa terorisme efektif”, menurut klaimnya.
Ketua Knesset itu mengaku, sebelum 7 Oktober 2023, Israel sempat membahas kemungkinan pendirian negara Palestina.
Namun, serangan perlawanan Palestina pada hari itu, katanya, “mengubah seluruh perhitungan.”
Dukung pendudukan Gaza
Dalam wawancara yang sama, Ohana menyatakan dukungan penuh pada keputusan pemerintah Israel untuk menduduki Kota Gaza.
Ia mengkritik anggota parlemen yang menentang rencana itu dan menegaskan “tidak ada alternatif lain”.
Ia berpendapat, pendudukan Gaza adalah satu-satunya jalan untuk menghancurkan Hamas dan melindungi Israel, menurut versinya.
Lebih jauh, Ohana menyatakan bahwa satu-satunya cara mengakhiri “kekerasan yang menimpa kawasan” adalah dengan menerapkan usulan Presiden AS, Donald Trump: memindahkan warga Palestina keluar dari Jalur Gaza.
Trump memaparkan usul itu pada Februari lalu, namun menuai penolakan dan kecaman luas di dunia internasional.
Bagi Ohana, usulan tersebut adalah “visi baru perdamaian” dan bukti bahwa “Trump berpikir di luar kebiasaan.”
Pada Juli lalu, dalam pidatonya di Konferensi Dunia Ketua Parlemen di Jenewa, Ohana pernah menyampaikan pesan serupa.
Ia menilai, jika negara-negara Eropa benar-benar ingin mendirikan negara Palestina, seharusnya mereka melakukannya di wilayah mereka sendiri.