London

Pendiri WikiLeaks Sesumpah Tolak Ekstradisi ke Amerika Serikat

GAZAMEDIA, LONDON – WikiLeaks adalah media massa internasional yang mengungkapkan dokumen-dokumen rahasia negara dan perusahaan kepada publik melalui situs webnya. Organisasi ini bermarkas di Stockholm, Swedia.

Stilla yang merupakn Istri dari pendiri WikiLeaks, Julian Assange sesumpah gunakan semua jalan hukum untuk mencegah suaminya diekstradisi ke Amerika Serikat setelah Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel setuju mengekstradisinya ke Washington hadapi tuntutan pidana, Jumat (17/6/2022)

Assange (50) menjadi buronan oleh otoritas AS atas 18 tuduhan kriminal, termasuk spionase terkait kebocoran 750.000 data militer rahasia dan hubungan diplomatik AS pada 2009 oleh WikiLeaks.

Washington mengklaim Assange telah membahayakan eksistenai Amerika karena membocorkan data tersebut, sementara para pendukungnya mengatakan dia adalah pahlawan yang dihukum karena berhasil mengungkap pelanggaran oleh otoritas AS dalam perang Afghanistan dan Irak serta menggambarkan persidangannya sebagai serangan motif politik terhadap pers dan kebebasan berekspresi.

Istri Assange, Stella mengatakan suaminya akan mengajukan banding atas keputusan pemerintah London yang dia gambarkan sebagai lelucon, setelah Kantor Dalam Negeri Inggris mengumumkan persetujuan ekstradisi ke Washington karena pengadilan Inggris menyimpulkan bahwa ekstradisi itu adalah bentuk keadilan dan menyalahgunakan prosedur yang berlaku. [ml/ofr]

Muslim Keturunan Maroko Ini Terpilih Sebagai Walikota Termuda dari Kota Terkaya di Inggris

GAZAMEDIA, LONDON – Pemuda Inggris keturunan Maroko, Hamza Touzal berhasil mengukir sejarah dengan menduduki jabatan penting walikota termuda di salah satu kawasan bergengsi dan terkaya di ibu kota London, Inggris.

Dilansir dari Al-Jazeera, pria muslim berusia 21 tahun itu mampu meraih posisi walikota Westminster yang terletak di jantung ibu kota London setelah pemilihan suara berlangsung awal Mei 2022 lalu.

Kotamadya ini dianggap yang terkaya karena ditempati semua lembaga penting negara, termasuk kantor pejabat parlemen, markas besar pemerintahan, dan beberapa istana kerajaan.

Hamzah Touzzal mendapat perhatian media dan politik yang luas abad ini, karena berhasil mencapai apa yang tidak dapat diraih para pemuda seusianya.

Politisi Sejak Remaja

Meskipun usianya masih muda, Hamzah mulai berkecimpung di dunia politik sejak remaja. Melalui wawancaranya bersama Al-Jazeera, sejak usia 16 tahun Hamzah sudah bergabung dengan organisasi pemuda dewan kota Inggris yang diisi oleh intelelek-politisi muda.

Pada tahun 2016, ia terpilih sebagai ketua kaum muda di bawah usia 18 tahun di Dewan Kota Westminster sehingga dari sana karir politiknya melesat baik.

Dua tahun kemudian, Hamzah bergabung dengan Partai Buruh dan terpilih menjadi anggota Dewan Taman Queens Westminster sebagai partai dengan kader termuda.

Mimpi yang Menjadi Kenyataan

Hasil baik yang dicapai Partai Buruh oposisi selama pemilihan walikota baru-baru ini berhasil mengalahkan Partai Konservatif di kotamadya Westminster yang memerintah selama lebih dari 20 tahun.

Melihat peluang ini, pimpinan partai Buruh wilayah tersebut memutuskan mencalonkan Hamzah sebagai calon walikota dan menjadikannya kandidat termuda yang memegang posisi bersejarah.

Hamzah menggambarkan perasaannya setelah diberitahu tentang penunjukkan mencalonkan diri sebagai posisi walikota dengan “perasaan yang fantastis dan tak terlukiskan, sampai-sampai saya terdiam, terkejut dan tidak percaya dengan amanah ini”.

Berita itu bahkan berdampak ke keluarganya, “Ketika saya menelepon ibu, awalnya ibu tak percaya itu membutuhkan waktu yang panjang menjelaskannya, sehingga ibu yakin dan mendukung saya, dan akhirnya menempati jabatan walikota di Westminster”.

Dengan sangat antusias dan bahagia, Hamzah berbicara tentang kehidupan barunya sebagai walikota bergengsi di jantung Ibukota London itu, “Saya merasa memasuki fase baru dalam hidup yang tidak pernah saya harapkan. Saya akan terus belajar, memahami persoalan kota dengan hadirkan solusi dan tanggung jawab penuh.”

Mewakili Suara Kaum Muda

Meskipun posisi walikota membutuhkan banyak ketidakberpihakan maupun kritik baik dari kaum tua dan pensiunan, namun mengambil posisi dari kedua hal ini secara bijak sangatlah diperlukan untuk menyongsong perubahan yang lebih baik berdasarkan program yang Hamzah rencanakan ke depannya.

Hamzah menyadari tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya, “karena saya adalah Muslim pertama dan orang termuda yang memegang posisi ini, dan saya harus mewakili suara masyarakat tempat saya dibesarkan”.

Hamzah mengungkapkan kepada semua orang tentang sisi lain dari wilayah Westminster, di mana “biasanya orang mengenal wilayah ini sebagai komplek orang-orang kaya dan gedung-gedung mewah, namun mereka juga lupa ada bagian dibalik kemewahan tersebut yang tersembunyi, dan itu adalah lingkungan yang dihuni oleh orang-orang biasa. Suara mereka harus didengar dan saya akan menjadi suara mereka”.

Salah satu prioritas yang akan digarap walikota muda ini adalah mengkaderisasi dan memotivasi kaum muda untuk terlibat dalam dunia politik, “karena saya telah membuktikan, semangat percaya diri dan terus belajar bisa menjadikan rul model yang sukses dalam bidang politik, tentu pemuda di luar sana bisa mencapainya”.

Hamzah yang sudah dinyatakan sebagai walikota muda ini menyadari bahwa mata akan tertuju padanya, mengingat dia adalah walikota Muslim pertama yang memegang jabatan penting. “Westminster juga miliki kekayaan keragaman budayanya, dengan senang hati saya mengajak duta besar asing dan membawa mereka untuk mengenal dan mempromosikannya. Dan menunjukkan kepada rakyat London bahwa masyarakat Westminster ini kuat karena keragaman”. [ml/ofr]

Sumber: Al Jazeera

Mahasiswa Pro Palestina Usir Duta Besar ‘Israel’ di London

GAZA MEDIA, LONDON – Duta Besar Israel untuk Inggris terpaksa meninggalkan acara yang dihadirinya di London School of Economics (LSE) Selasa malam (9/11) setelah diusir mahasiswa pro-Palestina.

Video yang dibagikan di Twitter menunjukkan mahasiswa mengejar Tzipi Hotovely keluar dari gedung saat dia dikelilingi oleh pengawal, sementara polisi mengusir pengunjuk rasa.

Dia menghadiri forum debat di universitas pusat London yang berlangsung sekitar 90 menit menurut LSE, The New Arab melaporkan.

“Malulah kalian,” teriak orang banyak sambil mengibarkan bendera Palestina dan mencemooh Duta Besar saat dia dibawa pergi.

Mahasiswa dilaporkan menuduh serikat mahasiswa memberikan platform untuk “rasisme,” menyebut Israel sebagai “negara teror”.

Kelompok pro-Palestina memuji insiden itu, mengutuk Hotovely sebagai “penjahat perang”.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu (10/11), LSE mengutuk apa yang mereka sebut perilaku mengancam di pihak para mahasiswa.

“Kebebasan berbicara dan kebebasan berekspresi mendasari semua yang kami lakukan di LSE. Mahasiswa, staf, dan pengunjung sangat dianjurkan untuk mendiskusikan dan memperdebatkan masalah paling mendesak di seluruh dunia, tetapi ini harus dilakukan dengan cara yang saling menghormati. Intimidasi atau ancaman kekerasan adalah benar-benar tidak dapat diterima,” kata pernyataan itu.

“Kami akan meninjau proses di sekitar acara ini untuk menginformasikan perencanaan masa depan,” tambahnya.

Hotovely berasal dari partai Likud pimpinan mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan sebelumnya menjabat sebagai menteri urusan permukiman. []