Pemerintah Israel menyatakan, Senin (27/10/2025), bahwa Turki di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan telah memberlakukan langkah diplomatik dan ekonomi terhadap Israel terkait perang yang dilancarkan Tel Aviv di Jalur Gaza, menurut laporan Anadolu.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengatakan sikap Turki terhadap Israel kini melampaui sekadar retorika.
“Turki, yang dipimpin Erdogan, mengambil pendekatan yang bermusuhan terhadap Israel, tidak hanya berupa pernyataan keras, tetapi juga langkah diplomatik dan ekonomi,” kata Saar dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, di Budapest, seperti dikutip The Times of Israel.
Presiden Turki Erdogan menentang keras perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 68.500 orang sejak Oktober 2023, dan menyerukan persatuan umat Muslim melawan Israel.
Pada 2 Mei 2024, Turki menghentikan seluruh operasi perdagangan ekspor, impor, dan transit dengan Israel untuk semua kategori produk, sehingga meniadakan semua aktivitas komersial, termasuk transaksi di bea cukai dan zona bebas, antara kedua negara.
Perang Israel di Gaza sempat berhenti saat tahap pertama kesepakatan gencatan senjata berlaku pada 10 Oktober, berdasarkan rencana 20 poin Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
